Ankara, 9 Dzulhijjah 1437/11 September 2016 (MINA) – Turki dan Israel mulai menindaklanjuti kesepakatan kedua negara dalam pengelolaan ladang gas Leviathan, sebagai langkah baru menyusul normalisasi hubungan diplomatik kedua negara yang sempat vakum selama enam tahun terakhir.
Kantor Berita Islam MINA menurut sumber Middle East Eye awal pekan ini menyebutkan, tahun 2010 Israel menemukan ladang gas alam Leviathan, terletak di Laut Mediterania lepas pantai pendudukan Israel.
Ladang gas alam ini memiliki potensi untuk mengubah hubungan luar negeri Israel dengan negara-negara tetangga seperti Turki dan Mesir.
Potensi ladang gas raksasa Leviathan diprediksi sekitar 16 triliun kubik dengan taksiran senilai 95 miliar dolar AS (sekitar Rp1.252 triliun).
Baca Juga: Pesawat Tempur AS Serang Provinsi Amran Yaman
Turki berkesempatan untuk melayani sebagai jaringan energi ke Eropa, yang juga dapat menyebabkan pengaruh lebih besar dalam kaitannya dengan kebijakan Uni Eropa di Timur Tengah dan pengaruh geo-strategis secara keseluruhan.
Dengan jalur pipa Trans-Anatolian di bawah konstruksi dari Azerbaijan dan Turki, normalisasi hubungan dengan Israel mempercepat terhadap diversifikasi pasar lebih lanjut.
Turki juga berpotensi lebih jauh dari negara-negara tetangganya seperti Mesir, Siprus dan Yunani, untuk membawa Israel bersedia melakukan transit gas melalui wilayah Turki.
Dengan kepentingan energi yang ada di Israel, Turki dilaporkan bersedia untuk memasang pembangunan pipa potensial senilai $ 2500000000 (setara Rp32.9 triliun).
Baca Juga: Houthi: Kami Akan Lanjutkan Serangan Jika Israel Tarik Kesepakatan
Bagi Israel sendiri, bergabung dengan klub eksportir energi seperti Turki akan berdampak pada pengembangan dari importir energi menjadi eksportir.
Sementara Turki memperoleh jalan leluasa bagi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan membantu perjuangan Palestina umumnya. (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pertama Kali Serangan Israel Targetkan Pasukan Keamanan Suriah, Tiga Tewas