London, MINA – Harian Daily Mirror dikritik keras di media sosial karena menutupi kesalahan-kesalahan teroris Australia yang membunuh 49 orang selama prosesi ibadah Sholat Jumat di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.
Surat kabar Inggris itu memberikan sebagian besar halaman dengan menampilkan foto masa kecil si pembunuh berdarah dingin, Brenton Tarrant, menggambarkannya sebagai “bocah malaikat yang tumbuh menjadi pembunuh massal sayap kanan yang jahat.”
Pengguna Twitter juga mengkritik Daily Mirror karena tidak menyebut pelaku sebagai teroris tetapi menyebutnya sebagai pembunuh, demikian Daily Sabah melaporkan, Sabtu (16/3).
Pembaca kritis juga membandingkan halaman depan surat kabar itu saat serangan teror Selandia Baru dengan serangan teror sebelumnya yang dilakukan oleh teroris asal Timur Tengah, yang digambarkan sebagai teroris. Judul surat kabar untuk penembakan di klub malam Orlando yang terkait dengan ISIS, dilakukan oleh warga Afganistan berusia 29 tahun yang menewaskan 49 orang pada 12 Juni 2016 lalu, yaitu “maniak ISIS membunuh 50 orang di klub gay.”
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Pembaca mempertanyakan mengapa teroris lain digambarkan seperti itu tetapi mengapa teroris Australia yang membunuh puluhan jamaah di Selandia Baru disebut sebagai pembunuh massal sayap kanan.
Brenton Tarrant, berusia 28 tahun, yang merupakan warga negara Australia dengan keturunan Skotlandia, membunuh 49 orang di Masjid Al Noor dan masjid lain di pinggiran selatan kota Linwood.
Lebih dari 40 orang masih dirawat di rumah sakit karena cedera, termasuk seorang anak berusia 4 tahun, setelah serangan teror yang dianggap sebagai yang paling mematikan yang menyasar Muslim di Barat pada zaman modern.
Pria yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu mengatakan dalam “manifesto” anti-imigran setebal 74 halaman bahwa ia datang ke Selandia Baru hanya untuk merencanakan dan berlatih serangan.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Si teroris juga menargetkan Turki dalam “manifestonya”, yang mengatakan bahwa orang Turki akan diusir dari Eropa dan semua masjid di Istanbul akan dihancurkan. (T/R11/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas