New York, 27 Rabi’ul Akhir 1437/6 Februari 2016 (MINA) – Twitter telah membekukan lebih dari 125.000 akun yang diduga terkait dengan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) sebagai langkah untuk memberantas “konten teroris”.
Jaringan sosial raksasa itu mengatakan, akun yang dibekukan bermula pertengahan 2015 karena bersifat “mengancam atau mempromosikan tindakan teroris”.
“Seperti kebanyakan orang di seluruh dunia, kami takut dengan kekejaman yang dilakukan oleh kelompok-kelompok ekstremis,” kata Twitter di blog kebijakannya pada Jumat (5/2). Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami mengutuk penggunaan Twitter untuk mempromosikan terorisme dan aturan Twitter membuat jelas bahwa jenis perilaku atau ancaman kekerasan, tidak diizinkan di layanan kami,” kata Twitter.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pengumuman itu muncul setelah Amerika Serikat dan pemerintah negara lain mendesak jaringan sosial itu mengambil langkah-langkah yang lebih agresif dalam membasmi kegiatan perekrutan dan merencanakan aksi kekerasan.
“Seperti banyak ahli dan perusahaan lain telah mencatat, tidak ada ‘algoritma ajaib’ untuk mengidentifikasi konten teroris di internet, platform online,” kata Twitter bahwa tidak mudah untuk mengatasi hal itu.
“Terlepas dari tantangan ini, kita akan terus agresif menegakkan aturan kami di wilayah ini dan terlibat bersama pihak berwenang dan organisasi terkait lainnya untuk menemukan solusi yang layak dalam memberantas konten teroris dari internet,” katanya.
Maret tahun lalu, jejaring sosial Facebook memperbarui “standar komunitas” dengan mengatakan itu akan mengekang penggunaan jaringan sosial itu untuk mempromosikan “terorisme” atau kebencian.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Langkah itu dilakukan setelah video eksekusi mengerikan oleh ISIS muncul di Facebook dan media sosial lainnya sebagai bagian dari upaya propaganda. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu