Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UBT Bersama INOVASI Rekomendasikan Strategi Cegah ‘Learning Loss’

Widi Kusnadi - Selasa, 2 Maret 2021 - 01:25 WIB

Selasa, 2 Maret 2021 - 01:25 WIB

1 Views

Tarakan, MINA –  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Borneo Tarakan (UBT) Kalimantan Utara, bersama Program Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merekomendasikan sejumlah langkah strategis untuk mencegah kerugian jangka panjang akibat learning loss atau kehilangan kesempatan belajar.

Dekan FKIP UBT Dr. Suyadi, M.Ed mengatakan, kehilangan pendapatan ini bisa semakin membesar jika belajar dalam kondisi darurat masih terus berlangsung, demikian keterangan yang diterima MINA, Senin (1/3).

Rekomendasi tersebut, merupakan rangkuman pemikiran para akademisi, jurnalis, kepala sekolah, dan guru yang disampaikan dalam kegiatan Webinar Mitigasi Learning Loss untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan pada Kamis, 11 Februari 2021.

Selain itu, para narasumber mengusulkan penggunaan kurikulum darurat, assessment siswa, pembelajaran terdiferensiasi, pelatihan dan pendampingan guru, serta partisipasi masyarakat sebagai langkah kunci untuk mengantisipasi kerugian lebih besar karena learning loss.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

”Seluruh rekomendasi  ini akan kami teruskan kepada Kemdikbud, Kemenag, pemerintah daerah, LPTK, dan masyarakat,” kata Suyadi di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Lebih lanjut Suyadi mengatakan, upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) untuk mencegah learning loss melalui pembukaan sekolah harus diikuti dengan upaya pemulihan kemampuan belajar.

Upaya pemulihan ini dibutuhkan agar siswa mampu mengejar ketertinggalannya akibat terlalu lama belajar dalam kondisi darurat. Pemulihan ini harus didukung dengan penyesuaian kurikulum agar pembelajaran terfokus pada kompetensi literasi dan numerasi.

“Kami mengusulkan kepada pemerintah pusat agar meneruskan kebijakan kurikulum darurat, paling tidak untuk tahun ajaran 2021-2020,” lanjutnya. (R/SH/R1)

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK