Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UGANDA MASUKI PASAR COKELAT DUNIA

Rudi Hendrik - Selasa, 30 Desember 2014 - 15:35 WIB

Selasa, 30 Desember 2014 - 15:35 WIB

1027 Views

Stephen Sembuya, CEO dan pendiri Pink Foods Industries, di kebun kakao. (Foto: AFP)
Stephen Sembuya, CEO dan pendiri Pink Foods Industries, di kebun <a href=

kakao. (Foto: AFP)" width="300" height="181" /> Stephen Sembuya, CEO dan pendiri Pink Foods Industries, di kebun kakao. (Foto: AFP)

Mukono, Uganda, 8 Rabi’ul Awal 1436/30 Desember 2014 (MINA) – Di perkebunan kakao yang subur di Mukono, luar ibukota Uganda, Kampala, petani telah menghasilkan contoh cokelat untuk pertama kalinya.

“Ketika kami memberi kepada manajer pertanian kami, produk pertama untuk dicicipi, wajahnya takjub, ia menanyakan ‘benarkah ini yang dihasilkan dari apa yang kita lakukan?’,” kata Felix Okuye (28), Direktur Eksekutif dan pendiri Pink Food Industries.

Menurut Okuye, orang-orang asing memiliki kesukaan yang lebih tinggi terhadap cokelat yang sedikit pahit, sedangkan orang Uganda memiliki gigi yang suka manis, Arab News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Selasa.

Di negara Afrika Timur, cokelat adalah produk mewah yang dibeli oleh orang-orang berpenghasilan menengah ke atas.

Baca Juga: Ketum Muhammadiyah: Jadikan Indonesia Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

“Ketika Anda tumbuh dewasa dan Anda memiliki orang tua atau saudara yang ke luar negeri, Anda akan selalu memberitahu mereka ‘bawakan saya cokelat’,” kata CEO dan pendiri Pink Foods, Stephen Sembuya.

Cokelat di rak-rak supermarket besar Kampala biasanya dari Swiss, Belgia, Brasil, Malaysia dan Turki.
Namun sejak Mei tahun ini, Okuye dan Sembuya menjual sendiri cokelat merek “Uganda”, terutama melalui media sosial, untuk restoran dan hotel-hotel di Kampala untuk kue-kue dan es krim.

“Harga kami sekarang cukup baik, murah dibandingkan dengan cokelat impor,” kata Sembuya.

Duo ini, berteman sejak usia delapan tahun. Mereka senang dengan penerimaan lokal atas produk mereka. Tapi mereka terkejut ketika mereka mulai menerima pesanan untuk biji kakao dan mentega dari pabrik Swiss sekitar dua bulan yang lalu.

Baca Juga: Soal Perdagangan Indonesia-Israel, Kemenlu: Melalui Negara Ketiga

Mereka juga telah menjual ke Afrika Selatan, Kenya, Mesir, Indonesia, Malaysia, Turki dan Inggris.

Seorang pengusaha di Ghana, eksportir kakao terbesar kedua di dunia, juga telah mencicipi usaha mereka. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Muhammadiyah Punya Komitmen Dukung Perbankan Syariah

Rekomendasi untuk Anda

Afrika
Internasional
Internasional
Internasional
Internasional
Indonesia
MINA Preneur
Khadijah
MINA Health