Bogor, 27 Dzulqo’dah 1437/30 Agustus 2016 (MINA) – Amir Tarbiyah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Ahmad Zubaidi Ardhani mengatakan, perlunya mengembangkan komunitas Qur’ani guna menghindari bahayanya merokok untuk generasi penerus bangsa dan lebih terpenting lagi penerus perjuangan Islam.
“Komunitas Qur’ani harus ditumbuhkembangkan, agar anak-anak terhindar dari pergaulan yang menyebabkan kecanduan rokok,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (30/8).
Menurutnya, kebiasaan merokok itu didasari oleh nafsu yang tidak bisa ditahan, dan satu-satunya alasan, karena sebenarnya tidak ada perintah merokok di dalam Al-Qur’an.
“Menuruti nalar tidak, menuruti kesehatan tidak, menuruti Agama tidak, dan menuruti kepentingan perekonomian jelas juga tidak, yang sudah jelas bahwa merokok itu hanya mementingkan nafsu,” jelasnya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Lebih lanjut Zubaidi mengatakan, orang yang sudah kecanduan rokok itu perlu dihentikan dari dalam diri sendiri dan pihak luar (keluarga dan lingkungan), karena sebenarnya kesadaran itu bisa dipaksakan.
Berlanjut pada rencana pemerintah yang akan menjadikan rokok sebagai bahan materi pendidikan karakter, menurutnya itu sangat baik, tapi, lanjutnya, pendidikan di sekolah itu tidak akan ada artinya jika tidak didukung oleh komponen lain, termasuk keluarga dan lingkungan.
“Pendidikan itu bukan hanya di sekolah, tetapi juga dari keluarga dan lingkungan” tegasnya.
Ia menegaskan, rokok sudah jelas merusak bukan hanya bagi para perokok aktif tapi juga perokok pasif (yang tidak merokok).
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Jadi, harus diingat oleh para perokok bahwa sebenarnya mereka juga sudah merusak orang-orang disekitarnya yang tidak merokok. Selain itu, udara juga menjadi tercemar,” jelasnya. (L/nrz/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka