Bogor, 24 Sya’ban 1438/21 Mei 2017 (MINA) – Ulama Nigeria yang mengajar sebagai dosen di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Ahmad Abdul Malik mengungkapkan bahwa khilafah ‘ala minhajin nubuwwah (di atas manhaj kenabian) tidak mengancam suatu negara atau kerajaan.
“Pada dasarnya khilafah itu tidak mengancam sistem perpolitikan dan demokrasi, apabila kita menerapkan manhaj kenabian. Artinya, kita dibutuhkan oleh mereka, karena kita bukan orang-orang politik,” ujar Abdul Malik kepada wartawan MINA saat di temui di sela-sela Tablig Akbar di Ponpes. Al-Fatah, di Bogor, Jawab Barat, Ahad (21/5).
Biasanya, masalah antara jamaah-jamaah dengan kerajaan atau negara muncul jika ada kepentingan mereka yang akan dirampas.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
“Nah itu problem. Semuanya mulai dari sana. Bukan mereka tidak suka umat Islam, tapi jika sudah sampai ada jamaah Islam yang punya kepentingan untuk merampas kekuasaan dari mereka, maka masalah itu dari sana. Karena upaya untuk merampas kekuasaan itu adalah politik,” katanya.
Menurutnya, dakwah khilafah memiliki peluang yang sangat besar, karena khilafah ‘ala minhajin nubuwwah tidak berpolitik.
Ia mencontohkan di Malaysia yang memiliki peraturan yang ketat, tapi dakwah khilafah ‘ala minhajin nubuwwah bisa diterima, karena menurutnya, tidak ada hal yang bertentangan dengan kerajaan atau kenegaraan di sana.
Ia membandingkan dengan khilafah masa Muawiyyah, Abbasiyah, Utsmaniyah dan masa khilafah lainnya, ia mengatakan bahwa itu adalah khilafah islamiyah dalam berbagai bentuk yang memiliki banyak unsur yang tidak ikut aturan Islam.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Sedangkan khilafah ‘ala minhajin nubuwwah, semua aktivitasnya, prinsipnya, manhajnya, harus ikut nubuwwah (kenabian). Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah lebih sama dengan khilafah rasyidin,” tambahnya.(L/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)