Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umar Rasyid: Kristenisasi di Lombok Fisiknya Sulit Dilihat, Faktanya Ada

Rudi Hendrik - Sabtu, 22 September 2018 - 16:34 WIB

Sabtu, 22 September 2018 - 16:34 WIB

10 Views

Eti Nurhayati, istri Ustaz Umar Rasyid Hasan, relawan asa Bogor, Jawa Barat, sedang bersama anak-anak Lombok Utara, NTB, korban gempa. (Foto: Umar Rasyid Hasan/MINA)

Bogor, MINA – Dai Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sekaligus relawan yang terjun ke Lombok Utara, Ustaz Umar Rasyid Hasan, mengungkapkan bahwa kristenisasi di wilayah bencana gempa itu secara fisik sulit dilihat, tetapi pada faktanya memang ada.

Umar mengatakan, masyarakat Lombok yang dalam keadaan trauma akibat tejadinya gempa, membutuhkan pemulihan fisik dan mental melalui trauma healing agar mereka dapat kembali hidup normal dengan aktivitasnya.

Akan tetapi, menurutnya, hal itu dimanfaatkan oleh oknum yang mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk melakukan pembodohan publik, dengan diiming-imingi tentang materi lalu kepercayaan.

“Secara fisik sulit dilihat tapi faktanya memang ada. Oleh karena itu, orang (relawan) yang dikirim ke sana harus orang yang sudah memahami kondisi di sana untuk membentengi jika terjadi kristenisasi terhadap mereka,” kata Umar kepada MINA, Sabtu (22/9).

Baca Juga: Sheikh Mahmoud Anbar: Empat Alasan Operasi Badai Al-Aqsa oleh Pejuang Palestina

Dai asal Bogor, Jawa Barat itu pun mengimbau agar para relawan semaksimal mungkin dan ikhlas untuk memberi bantuan di sana dengan mengatur strategi atau jadwal kegiatan dan melakukan trauma healing dengan membesarkan hati-hati mereka, tidak memojokkan, akan tetapi mengarahkan kehidupan untuk ke depannya.

“Untuk mengatasinya tidak hanya dilihat dari fisik dan mental saja. Akhirnya, kami gabungkan antara recovery (pemulihan) berbentuk fisik atau mental yang bekerja sama dengan pemerintahan setempat, MUI dan ulama-ulama lokal,” tambahnya.

Beliau pun mengapresiasi tindakan MUI yang mengirimkan para dai ke tempat-tempat yang diduga terjadinya kristenisasi, dengan membawa alat-alat dakwah semisal Al-Quran, juz amma, iqro dan sebagainya.

Hal itu dilakukan oleh pemerintah setempat karena dikhawatirkan Pulau Lombok yang dikenal “1.000 Masjid” akan menjadi daerah permurtadan. (L/hnh/RI-1)

Baca Juga: Paripurna DPR Sahkan RUU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi DKJ

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Breaking News
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia