Naypyitaw,Myanmar, 29 Dzulhijjah 1435/23 Oktober 2014 (MINA) – UNFC, aliansi kelompok minoritas di Myanmar menyatakan keraguan atas komitmen militer negara itu terhadap proses perdamaian.
“Kami telah mendesak pemerintah untuk bernegosiasi dengan kami, kelompok-kelompok etnis bersenjata, dengan cara damai, tapi kami belum mendengar apapun tanggapan positif dari pihak mereka,” kata Khu Oo Reh, Sekretaris Umum UNFC, seraya menambahkan “wabah yang sedang berlangsung bisa menghentikan proses perdamaian.”
Berbicara kepada media DVB yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Jumat, ia mengatakan, ia mendengar laporan beragam dari para pemimpin pemerintah yang berkaitan dengan proses perdamaian dan pemilu 2015.”
UNFC mengadakan rapat pleno pertama pada 20-22 Oktober di sebuah lokasi yang dirahasiakan dekat perbatasan Thailand-Myanmar di mana ia membahas isu-isu politik dan militer terkait dengan negosiasi proses perdamaian dan gencatan senjata yang sedang berlangsung, serta hal-hal yang berkaitan dengan bantuan kemanusiaan dan rehabilitasi dari internal pengungsi.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Pernyataan pada akhir pertemuan itu menyatakan keraguan perdamaian akan tercapai mengingat serangan-serangan militer Myanmar yang terus berlanjut terhadap posisi etnis-etnis minoritas di Kachin, Shan dan Karen sehingga tumbuh ketidakpercayaan pada Pemerintah Myanmar untuk menciptakan perdamaian.
Namun demikian UNFC mengatakan setuju untuk melanjutkan pembicaraan damai dengan syarat harus diadakan dulu pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata.
Kelompok etnis minoritas ini terdiri dari 12 milisi etnis dan telah duduk bersama dengan delegasi pemerintah dalam beberapa bulan terakhir untuk beberapa putaran perundingan yang bertujuan mengamankan gencatan senjata nasional. Salah satu mitra utama, Persatuan Nasional Karen, pada September ditangguhkan keanggotaannya dari kelompok tersebut.(T/P004/P2)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)