Dubai, 11 Ramadhan 1437/16 Juni 2016 (MINA) – Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan akan mengakhiri operasi militernya di Yaman.
Seperti dilansir Defense News, Menteri Negara Urusan Luar Negeri Dr. Anwar Gargash menyatakan pengumuman itu saat ceramah di Crown Prince, Abu Dhabi pada Rabu (15/6) malam.
Dalam akun tweet ringkas pernyataan ini, Sheikh Mohammed, putera mahkota Abu Dhabi dan wakil komandan tertinggi angkatan bersenjata, mengatakan, “Sudut pandang kami jelas, perang telah berakhir untuk pasukan kita. Kami sedang memantau pengaturan politik dan pemberdayaan warga Yaman di daerah yang telah dibebaskan. ”
Menurut surat kabar yang dimiliki Abu Dhabi, The National, Gargash membahas pilihan yang sulit bagi UEA untuk terlibat dalam perang di Yaman dan hasil mengecewakan dari pembicaraan damai.
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat
“Setelah 50 hari mengesampingkan pembicaraan damai Yaman di Kuwait, tidak ada visi bersatu untuk masa depan. Ada tanda-tanda mengkhawatirkan bahwa bagian selatan ingin membelot dan radikalisme terus meningkat, ” ujarnya, seperti dikutip surat kabar itu.
“Perang tidak pernah menjadi pilihan, tapi itu salah satu solusi setelah semua hasil lainnya melelahkan,” katanya.
Gargash menambahkan bahwa UEA akan membantu untuk membangun kembali Yaman.
Menurut Mahmoud Sharief Mahmoud, direktur penelitian di Institut yang berbasis di Dubai untuk Timur Dekat dan Teluk serta Analisis Militer, dengan pengumuman itu, maka operasi militer telah berakhir.
Baca Juga: Setelah Zona Penyangga, Israel Duduki Gunung Hermon Suriah
“Peran UEA selanjutnya akan mulai dengan pasukan sipil di Yaman untuk memulai proses pembangunan bangsa,” kata Mahmoud.
Dia menambahkan, pasukan UEA akan tetap dalam posisi keamanan sampai transisi selesai.
Pengumuman itu datang setelah pembicaraan negosiasi di Kuwait yang disponsori oleh PBB, antara koalisi yang dipimpin Saudi dengan kelompok bersenjata Houthi. Peran komite militer dan pembentukan sebuah pemerintahan transisi adalah salah satu yang dibicarakan dalam pertemuan itu.
Sementara itu, belum ada pernyataan resmi dari Arab Saudi, pimpinan koalisi mengenai pengumuman UAE tersebut.
Baca Juga: Ratusan Pengungsi Suriah di Lebanon Mulai Kembali Usai Assad Jatuh
Saat ini, pasukan darat dan udara Saudi terlibat di Yaman bersama dengan sejumlah besar pasukan dari Sudan selain Kuwait, Qatar dan Bahrain.
Lebih dari 80 tentara Emirat diyatakan telah tewas sejak operasi di Yaman yang dimulai sejak 2015. (T/P4/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Rebut Zona Penyangga Dataran Tinggi Golan Suriah