Krimea, 25 Dzulqa’dah 1435/20 September 2014 (MINA) – Uni Eropa pada Kamis menyuarakan keprihatinanya atas pengusiran dan pembubaran paksa majelis parlemen Krimea (The Crimean Tatar Mejlis) oleh otoritas Rusia.
Michael Mann, juru bicara Perwakilan Tinggi Uni Eropa, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penggusuran dan pembubaran majelis Tatar Krimea oleh Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) di Simferopol sangat memprihatinkan.
“Kita harus menghormati penuh semua hak asasi dan kebebasan di Krimea dan kami menegaskan bahwa Uni Eropa tidak mengakui aneksasi yang dilakukan Rusia,” kata Michael Mann seperti dilaporkan World Buletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Sabtu (20/9)
Majelis parlemen Krimea, yang didirikan pada tahun 1991 silam, adalah badan perwakilan muslim Tatar Krimea, Majelis parlemen Krimea adalah salah satu lokasi target operasi agen FSB Rusia dan polisi bersenjata Rusia pada tanggal 16 September lalu, di mana dokumen dan literatur Islam disita.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Pada operasi itu, muslim Tatar Krimea diberi waktu 12 jam untuk membersihkan isi gedung Majelis parlemen mereka dan dipaksa meninggalkanya.
Sebelumnya, Pemerintah Rusia di semenanjung Krimea melarang dan melakukan operasi pemeriksaan buku-buku Islam yang beredar di Krimea.
Operasi tersebut mencakup seluruh wilayah Muslim Tatar Krimea dengan tujuan mencari buku-buku agama Islam yang berdasarkan hukum Ukraina adalah legal. Namun kali ini justru dilarang oleh pihak berwenang Rusia, setelah menguasai Krimea.
Buku-buku Islam yang dilarang meliputi karya-karya abad ke-20 karangan sarjana masyhur asal Turki, Said Nursi, buku terkenal berjudul ‘Benteng Muslim’, serta buku Doa-Doa Nabi Muhammad karya sarjana Muslim, Saeed bin Ali bin Wahf Al-Qahtani. (T/P003/R11)
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)