Glasgow, Skotlandia, MINA – UNICEF pada hari Selasa (2/11) mengatakan sekitar satu miliar anak di seluruh dunia berada pada “risiko sangat tinggi” terkena dampak perubahan iklim.
“Dua pertiga dari rencana iklim negara tidak menangani kebutuhan dan prioritas anak-anak,” Gautam Narasimhan, Penasihat Senior UNICEF untuk Iklim, Energi, dan Lingkungan, mengatakan saat jumpa pers pada konferensi iklim PBB di Glasgow, Skotlandia, Anadolu melaporkan.
Narasimhan mengutip penilaian Organisasi Meteorologi Dunia yang mendokumentasikan bagaimana tahun-tahun sejak 2015 menjadi enam tahun terpanas di Bumi dalam catatan.
“2021 diprediksi menjadi salah satu tahun terpanas dalam catatan, menurut rekan-rekan kami di WMO,” tuturnya.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Tetapi sementara para pemimpin sekali lagi berbicara tentang dampak krisis iklim pada anak-anak, terlalu sedikit yang mengimplementasikan kata-kata ini menjadi tindakan bermakna yang benar-benar mempertimbangkan anak-anak,” ujarnya.
Pejabat PBB itu mengatakan, dari 103 negara yang merencanakan perubahan iklim, UNICEF menganggap hanya 35 di antaranya, sekitar sepertiga peka terhadap anak.
“Pada bulan Agustus, UNICEF menerbitkan Indeks Risiko Iklim Anak, yang mengungkapkan 99% dari 2,2 miliar anak di dunia, hampir semuanya terkena setidaknya satu ancaman lingkungan, termasuk gelombang panas, angin topan, banjir, kekeringan, vector penyakit bawaan, polusi udara, dan keracunan timbal,” kata Narasimhan.
“Sekitar 1 miliar anak tinggal di negara-negara yang ‘berisiko sangat tinggi’ dari ancaman perubahan iklim. Anak-anak ini menghadapi guncangan iklim yang berlipat ganda, mengancam kesehatan, pendidikan, dan kelangsungan hidup mereka,” tambahnya. (T/R7/P1)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)