Beirut, MINA – UNICEF memperingatkan, lebih dari 4 juta orang di Lebanon dapat menghadapi kekurangan air yang kritis atau terputus sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang.
“Lebanon, dengan populasi 6 juta, berada pada titik terendah dalam krisis keuangan dua tahun, dengan kekurangan bahan bakar minyak dan bensin, pemadaman listrik yang luas dan antrean panjang di beberapa tempat penyedian bensin yang masih beroperasi,” jelas Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore dalam sebuah pernyataan.
“Fasilitas vital seperti rumah sakit dan pusat kesehatan tidak memiliki akses ke air bersih karena kekurangan listrik, dapat membahayakan nyawa,” lanjutnya, demikian dikutip dari Al Arabiya, Ahad (22/8).
Henrietta menekankan, jika empat juta orang terpaksa menggunakan sumber air yang tidak aman dan mahal, kesehatan dan kebersihan masyarakat akan terganggu, juga Lebanon dapat melihat peningkatan penyakit yang ditularkan melalui air, di samping lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kehancuran Lebanon, yang dimulai dengan krisis keuangan yang disebabkan oleh korupsi dan salah urus negara, dengan cepat menyebar ke setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Pound Lebanon, yang selama bertahun-tahun dipatok ke dolar AS, telah kehilangan lebih dari 90 persen nilainya selama 18 bulan terakhir.
Listrik di sebagian besar tempat hampir tidak tersedia satu jam sehari, sementara bahan bakar yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik juga terbatas.
Obat-obatan dasar telah hilang dari rak farmasi selama berbulan-bulan dan rumah sakit swasta memperingatkan, mereka kehilangan semua pasokan listrik selama berjam-jam. (T/Hju/RI-1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata