Sanaa, 22 Dzulqa’dah 1435/17 September 2014 (MINA) – Di tengah upaya dialog damai antara pemerintah Yaman dan kelompok oposisi, pasukan Yaman telah menembaki posisi Houthi di Shamlan, daerah utara Sanaa, menewaskan 17 militan.
Menurut sumber-sumber lokal, kekerasan lain pada Rabu, juga pecah antara tentara dan militan Houthi di wilayah ibukota, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Di wilayah lain, pertempuran meningkat di Jawf, di mana jet tempur telah melakukan serangan terhadap militan Houthi.
Sementara itu, utusan khusus PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Houthi, Abulmalik Al-Houthi di Saada.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Beberapa hari sebelumnya, Faris Al-Saqqaf, Penasehat Presiden Transisi Abdo Rabbu Mansour Hadi menyatakan bahwa Presiden Yaman dan kelompok Houthi telah mencapai kesepakatan rekonsiliasi dalam upaya untuk mengakhiri krisis di ibu kota Sanaa.
Al-Saqqaf mengatakan kepada media, kesepakatan belum secara resmi ditandatangani dan diumumkan.
Kesepakatan telah dicapai mengenai penunjukan seorang teknokrat untuk jabatan perdana menteri dan pemotongan harga BBM hampir 30 persen.
Namun, terjadi perbedaan pendapat terkait lokasi penandatanganan kesepakatan. Oposisi Houthi menuntut kesepakatan ditandatangani di kubu mereka di kota utara Saada, sementara Presiden Hadi ingin menandatanganinya di ibukota.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kelompok oposisi Houthi yang juga dikenal sebagai Zaidi atau Ansarullah, sejak 20 Agustus menggelar unjuk rasa harian di Sanaa dengan puluhan ribu orang mengambil bagian di dalam dan luar ibukota.
Gerakan Syiah Houthi Yaman mengambil namanya dari pemimpin dan pendiri kelompoknya, Hussein Badreddin Al-Houthi.
Gerakan Houthi memainkan peran kunci dalam revolusi populer yang memaksa mantan diktator Ali Abdullah Saleh untuk mundur.
Saleh yang memerintah Yaman selama 33 tahun, mengundurkan diri pada bulan Februari 2012 di bawah dukungan Amerika Serikat (AS), setelah demonstrasi jalanan dilakukan selama satu tahun menuntut kejatuhannya. (T/P001/R11)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)