Naypyidaw, MINA – Laporan terbaru , Ahad (6/4) jumlah korban meninggal mencapai 3.564 orang, dengan lebih dari 5.000 orang mengalami luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang melanda Myanmar pada 28 Maret 2025 lalu.
Selain itu, sekitar 214 orang dilaporkan masih hilang. MNA melaporkan.
Upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan menghadapi tantangan besar akibat hujan lebat yang tidak biasa untuk musim ini, yang meningkatkan risiko wabah penyakit di antara para penyintas yang kehilangan tempat tinggal.
Lebih dari 28 juta orang tinggal di daerah yang terdampak gempa. Negara-negara tetangga seperti China, India, dan beberapa negara Asia Tenggara, serta Amerika Serikat, telah mengirimkan bantuan, dengan AS menjanjikan $9 juta.
Baca Juga: Serangan Balasan Tiongkok: AS Akan Jadi Pecundang Perang Dagang Internasional
Militer Myanmar telah mengumumkan gencatan senjata sementara hingga 22 April 2025 untuk memfasilitasi operasi bantuan. Namun, laporan dari media lokal menunjukkan bahwa serangan militer terus berlanjut di beberapa daerah, meskipun ada pengumuman gencatan senjata tersebut.
Situasi ini semakin diperparah oleh konflik sipil yang sedang berlangsung di Myanmar, yang telah menyebabkan lebih dari 3 juta orang mengungsi sebelum terjadinya gempa. Kombinasi antara bencana alam dan konflik internal ini memperumit upaya bantuan dan pemulihan di negara tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina dan Myanmar Jadi Sorotan di Sidang Parlemen Global