Silangit, MINA – Kepala Banadan Nasioanal Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan perkembangan penanganan bencana hidrometeorologi di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, Ahad (30/11), total korban meninggal dunia mencapai 442 jiwa, sementara 402 orang masih hilang.
Suharyanto menjelaskan bahwa BNPB bersama TNI/Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah terus mempercepat pencarian korban, distribusi logistik, dan pembukaan akses wilayah.
“Tim di lapangan bekerja tanpa henti untuk menemukan korban dan membuka akses yang masih terisolasi,” ujarnya dalam konferensi pers di Bandara Silangit.
Di Sumatera Utara, korban meninggal dunia menjadi 217 jiwa dan korban hilang 209 orang. Ribuan warga mengungsi, dan beberapa jalur seperti Tarutung–Sibolga serta ruas di Mandailing Natal masih terputus. Distribusi logistik tahap pertama telah mencapai 100%, sedangkan wilayah yang sulit dijangkau masih dibantu lewat udara.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Sedang, Kelompok Rentan Tetap Diimbau Waspada
Sementara di Aceh, tercatat 96 korban meninggal dunia dan 75 hilang, tersebar di 11 kabupaten/kota. Sekitar 62.000 KK mengungsi akibat rusaknya akses transportasi. Pemerintah pusat mempercepat perbaikan infrastruktur, sementara BNPB mengaktifkan layanan komunikasi darurat Starlink dan meningkatkan distribusi logistik.
Di Sumatera Barat, jumlah korban meninggal mencapai 129 jiwa, dengan 118 hilang dan 16 luka-luka. Sejumlah jalur provinsi dan nasional terputus, namun sebagian besar masih dapat dilalui. Bantuan logistik tahap dua sebanyak 120 ton dalam perjalanan, dibantu operasional helikopter untuk daerah terisolasi.
BNPB bersama seluruh unsur terus mempercepat pencarian korban dan pemulihan layanan dasar. Pembaruan penanganan bencana akan disampaikan secara berkala. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jakarta Berawan hingga Hujan Petir pada Senin Ini, Warga Diimbau Waspada















Mina Indonesia
Mina Arabic