Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uskup Agung Yangon Desak Paus Hindari Kata Rohingya

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 28 November 2017 - 05:16 WIB

Selasa, 28 November 2017 - 05:16 WIB

147 Views

Paus Francis dalam sebuah pertemuan dengan Suu Kyi (Radio Vaticana)

Paus Francis dalam sebuah pertemuan dengan Suu Kyi (Radio Vaticana)

Yangon, MINA –  Uskup Agung Yangon Kardinal Charles Maung Bo mendesak Paus Francis untuk menghindari kata “Rohingya”, karena istilah tersebut tidak diakui oleh pemimpin negara Aung San Suu Kyi, jenderal militer dan rakyat.

Namun, kelompok hak asasi manusia menganggap Francis harus menggunakan istilah tersebut untuk “menunjukkan solidaritas terhadap sebuah kelompok yang ditolak kewarganegaraannya oleh Myanmar”.

Aktivis HAM juga menyebutkan, Myanmar secara sistematis melepaskan hak-hak dasar, termasuk kebebasan untuk pindah, bekerja dan menikah warga Rohingya,” lapor Los Angeles Times yang dirilis Dhaka Tribune.

Paus Francis sedang berkunjung ke Myanmar, dan akan menyampaikan pidatonya untuk publik, serta mengadakan pembicaraan dengan Suu Kyi dan komandan militer, Jenderal Min Aung Hlaing.

Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan

Sebelumnya, Paus Francis mengatakan dalam sebuah pesan video bahwa dia ingin mengunjungi Myanmar “dengan semangat penghormatan dan dorongan untuk setiap usaha membangun hubungan harmoni dan kerjasama dalam pelayanan kebaikan bersama.”

Pada Agustus lalu, Paus berbicara dalam sebuah pertemuan dengan para peziarah di Lapangan Santo Petrus Vatikan, dan meminta mereka untuk mendoakan keamanan kelompok minoritas Rohingya tersebut.

Phil Robertson, Wakil Direktur Divisi Human Rights Watch di Asia, mengatakan bahwa Paus harus menggunakan kata “Rohingya” di depan umum karena orang-orang memiliki “sangat sedikit yang tertinggal selain identitas mereka.”

Robertson juga mengatakan, “identifikasi diri itu sangat penting.”

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Para pemimpin Katolik Myanmar mengatakan, mereka berharap Paus akan menyoroti “kemajuan negara tersebut dan menyampaikan rekonsiliasi dengan sejumlah etnis minoritas di Myanmar, tidak hanya Rohingya.

Paus Francis telah terang-terangan berbicara tentang isu-isu HAM, dan memenangkan hati orang-orang dari semua agama.

Krisis di Myanmar meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan menyebabkan lebih dari 620.000 orang Rohingya mengungsi karena operasi militer Myanmar yang kejam.

Dunia berharap untuk melihat apa yang dilakukan dalam kunjungan Paus ke Myanmar dan Bangladesh.

Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan

Banyak penasihat Paus yang menyuarakan keprihatinan mereka atas penggunaan kata “Rohingya”. Jangan sampai menimbulkan insiden diplomatik yang bisa mengubah Myanmar melawan minoritas lainnya, termasuk orang-orang Kristen.

Paus dijadwalkan berada di Myanmar tanggal 27 sampai 30 November, dan di Bangladesh mulai 30 November sampai 2 Desember.

Sementara di Bangladesh, Paus akan bertemu dengan pengungsi Rohingya. (T/RS2/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Internasional
Asia
Dunia Islam
Dunia Islam
Amerika