Cileungsi, Kab Bogor, MINA – Dai Pondok Pesantren Al-Fatah, KH Abul Hidayat Saerodji mengatakan, bulan Dzulhijjah adalah bulan haji, mengingatkan umat Islam tentang perjuangan kisah Nabi Ibrahim alaihi salam dan anaknya Nabi Ismail alaihimus salam hingga Nabi Muhammad Shallallahu alahi Wasalam.
“Sebab, bulan yang mulia ini sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah mulai dari berpuasa, berzikir, berkurban, hingga melaksanakan shalat Idul Adha,” kata Ustaz AHI begitu sapaan akrabnya dalam khotbah Hari Raya Idul Adha di Lapangan Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/7).
Kenapa dibulan Dzulhijjah? jelas Ustaz AHI, karena ada banyak peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam dalam peristiwa berkurban pada Idul Adha hingga haji wada’, yang mengajarkan umat Islam untuk memiliki kepekaan dan kepedulian sosial kepada sesama manusia.
Ia mengatakan, haji Wada yang dikenal juga dengan sebutan haji perpisahan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Haji wada merupakan haji pertama dan terakhir yang dilaksanakan Rasulullah.
“Pada saat itu berkumpulnya kaum muslimin dari seluruh Jazirah Arab untuk melaksanakan ibadah haji Wada yang dipimpin langsung oleh Rasulullah,” ujarnya.
Ustaz Abul mengingatkan, bahwa Idul Adha memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan.
“Pelaksanaan ibadah haji mengingatkan kita kepada pentingnya persatuan dan kesatuan itu diserukan dalam puncak haji atau haji akbar. Persatuan dan kesatuan itu terwujud dalam bingkai “ukhuwah Islamiyyah” (persaudaraan Islam),” imbuhnya.
Lebih lanjut katanya, meski berbeda dalam keragaman bangsa, suku, budaya, bahasa, dan banyak perbedaan lainnya yang merupakan “sunnatullah“tapi disatukan oleh Allah dalam ikatan Islam.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Karena hari ini adalah pelaksanakan ibadah kurban, kurban bukan sekadar yang disembelih hewan kurbannya, namun disembelih adalah sifat-sifat buruk kehewanan pada diri kita,” (R/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah