Ustaz Amin Nuroni: Ketaatan adalah Wujud Ketakwaannya

Ulama Asal Lampung Ustaz Amin Nuroni saat memberikan tausiyah Festival Sya'ban Tabligh Akbar 1445H, Sabtu 2 Maret 2024.(Foto: Abdullah/MINA)

Bogor, MINA – Ulama sekaligus dai Lampung, Ustaz M. Amin Nuroni mengatakan, ketaatan seorang hamba pada Allah adalah diwujudkan dalam ketakwaannya.

“Patuh menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala yang dilarang merupakan sumber ketaatan,” kata Ustaz Amin dalam Festival Sya’ban dan 1445H di Masjid At-Taqwa, Kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (2/3).

Lanjutnya, ketaatan kepada Allah dan Rasulullah adalah sesumber kebahagian. Allah berfirman, “Siapa menaati Allah dan Rasul.

Ia mengutip surat An-Nisa ayat 69. Maka akan bersama orang yang Allah anugerahi nikmat kepada mereka, yaitu para nabi, orang-orang lurus, syuhada, dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Baca Juga:  7 Mei Seluruh Kampus Muhammadiyah Gelar Aksi Bela Palestina

“Ketaatan akan terlaksana apabila seorang hamba memiliki keimanan, taat pada apa yang Maha Cinta inginkan dengan segala kemahatahuan-Nya. Biarkan syukur dan sabar memperindah ketaatan,” ujar Ustaz Amin.

“Semoga langka kita hadir di Tabligh Akbar untuk mencari ilmu, Allah ganti lebih baik dunia dan akhirat manjadi ganjaran berlipat,”

menuturkan, bahwa langka para Jamaah menuju Tabligh Akbar bentuk ketaatan, bukan mencari dunia atau materi sesaat. Ini adalah kegiatan dari eksis dakwah Islam.

“Maka jika ingin memahami lebih dalam tentang apa itu berjamaah? Kenapa muslimin harus berjama’ah? bagaimana dinamika hidup berjama’ah?,” katanya.

Dan apa langkah-langkah untuk mewujudkan kehidupan berjamaah? Maka hendaklah kita meruju’ kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Baca Juga:  Indonesia Jadi Runner-up Piala Uber 2024

Hidup berjama’ah artinya hidup terpimpin, hidup dalam kesatuan di bawah komando satu Imam bagi mereka, dan memang muslimin wajib hidup terpimpin dalam mengamalkan islam.

“Belajar dari seorang Nabi Ibrahim menjadi seorang ayah yang baik adalah tanggung jawab besar yang mengharuskan seseorang untuk mengambil peran aktif dalam membimbing, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya,” imbuhnya.

Ia mengatakan, teladan terbaik untuk menjadi ayah yang baik dapat ditemukan dalam kisah hidup Nabi Ibrahim, seorang tokoh sentral dalam agama Islam yang menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk menjadi ayah yang baik.

Nabi Ibrahim adalah nabi dan Rasul yang memiliki tempat istimewa dalam Islam. Kehidupan dan ajarannya menginspirasi jutaan umat Muslim di seluruh dunia.

Baca Juga:  Ini Jadwal Keberangkatan dan Kepulangan Jamaah Haji 2024

Nabi Ibrahim diakui sebagai sosok mulia dalam agama Islam karena kesetiaan, keberanian, dan akhlaknya yang luhur.

“Mari kita menjelajahi lebih dalam tentang kehidupan dan ajaran Nabi Ibrahim yang begitu penting dalam Islam,” imbuhnya. (L/R4/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.