Jenewa, 26 Jumadil Awwal 1438/24 Februari 2017 (MINA) – Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mendesak delegasi pemerintah dan oposisi Suriah untuk memenuhi tanggungjawab sejarah mereka dan mencari kesepakatan untuk mengakhiri konflik enam tahun di negara itu.
De Mistura berbicara dalam pembukaan dialog damai di depan kedua tim delegasi perundingan Suriah di Jenewa pada hari Kamis (23/2).
Dia mengaku bahwa ia tidak “mengharapkan keajaiban”, tapi di saat yang sama ia memperingatkan konsekuensi jika pembicaraan damai kali ini “gagal lagi”, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Ini adalah tanggung jawab kudus kami, tanggung jawab sejarah untuk tidak dikutuk generasi masa depan, anak-anak Suriah, karena tahun panjang konflik yang pahit dan berdarah,” katanya.
“Semua orang Suriah ingin mengakhiri konflik ini dan Anda semua tahu itu,” katanya kepada kedua delegasi pihak yang berperang. “Mereka menunggu bantuan dan impian jalan baru untuk keluar dari mimpi buruk ini kepada masa depan yang nyata dan normal bermartabat.”
De Mistur mengatakan bahwa ia mengadakan pembicaraan terpisah dengan delegasi pemerintah dan oposisi Suriah pada hari Jumat (25/2).
Ia menambahkan bahwa ia sedang mencoba menyusun rencana yang dapat menciptakan pembicaraan tentang pemerintahan, konstitusi baru, dan pemilihan umum seperti yang diinginkan Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Namun, putaran yang juga dinamai Jenewa IV itu, diadakan di saat kekerasan baru terjadi di medan perang Suriah.
“Kita tahu apa yang akan terjadi jika kita gagal sekali lagi. Lebih banyak kematian, lebih banyak penderitaan, lebih banyak kekejaman, lebih banyak terorisme, lebih banyak pengungsi,” tambahnya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata