Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Utusan PBB Desak Pemerintah dan Oposisi Suriah Cari Kesepakatan

Rudi Hendrik - Jumat, 24 Februari 2017 - 23:13 WIB

Jumat, 24 Februari 2017 - 23:13 WIB

1546 Views

Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura. (Martial Trezzini/Keystone via AP)

Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura. (Martial Trezzini/Keystone via AP)

 

Jenewa, 26 Jumadil Awwal 1438/24 Februari 2017 (MINA) – Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mendesak delegasi pemerintah dan oposisi Suriah untuk memenuhi tanggungjawab sejarah mereka dan mencari kesepakatan untuk mengakhiri konflik enam tahun di negara itu.

De Mistura berbicara dalam pembukaan dialog damai di depan kedua tim delegasi perundingan Suriah di Jenewa pada hari Kamis (23/2).

Dia mengaku bahwa ia tidak “mengharapkan keajaiban”, tapi di saat yang sama ia memperingatkan konsekuensi jika pembicaraan damai kali ini “gagal lagi”, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata

“Ini adalah tanggung jawab kudus kami, tanggung jawab sejarah untuk tidak dikutuk generasi masa depan, anak-anak Suriah, karena tahun panjang konflik yang pahit dan berdarah,” katanya.

“Semua orang Suriah ingin mengakhiri konflik ini dan Anda semua tahu itu,” katanya kepada kedua delegasi pihak yang berperang. “Mereka menunggu bantuan dan impian jalan baru untuk keluar dari mimpi buruk ini kepada masa depan yang nyata dan normal bermartabat.”

De Mistur mengatakan bahwa ia mengadakan pembicaraan terpisah dengan delegasi pemerintah dan oposisi Suriah pada hari Jumat (25/2).

Ia menambahkan bahwa ia sedang mencoba menyusun rencana yang dapat menciptakan pembicaraan tentang pemerintahan, konstitusi baru, dan pemilihan umum seperti yang diinginkan  Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan

Namun, putaran yang juga dinamai Jenewa IV itu, diadakan di saat kekerasan baru terjadi di medan perang Suriah.

“Kita tahu apa yang akan terjadi jika kita gagal sekali lagi. Lebih banyak kematian, lebih banyak penderitaan, lebih banyak kekejaman, lebih banyak terorisme, lebih banyak pengungsi,” tambahnya. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah
Timur Tengah
Indonesia
MINA Preneur
Sosok
Kolom