Kuala Lumpur, MINA – Para veteran tentara Malaysia mengecam kampanye boikot produk-produk non-Muslim sebagai “kekanak-kanakan” dan meminta pemerintah lebih banyak berupaya menghentikan “omong kosong” itu.
Presiden Asosiasi Patriot Nasional (Patriot) Brigadir Jenderal (Purn) Datuk Mohamed Arshad Raji, mengatakan kampanye itu berbahaya bagi perekonomian Malaysia.
“Seruan seperti itu tidak masuk akal, bodoh, tidak dewasa, mengganggu, dan mengancam menghambat kemajuan ekonomi,” ujar Raji kepada The Star dikutip MINA, pada Senin (9/9).
Menurut dia, Koalisi Pakatan Harapan belum cukup berbuat banyak untuk “membendung omong kosong ini”.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Patriot meminta semua pihak-pihak yang bertanggung jawab di Malaysia menghentikan kampanye boikot produk tersebut.
“Patriot telah mengatakannya sebelumnya, dan kami mengulanginya sekarang. Kita semua harus berpikir sebagai orang Malaysia.
“Tidak masalah jika orang Melayu, Cina, India, Kadazan, Dayak, atau bahkan Orang Asli yang kaya dan diberi kontrak.
“Yang paling penting adalah taipan kaya Malaysia dan mereka yang diberi kontrak menggunakan kekayaan dan posisi mereka untuk pekerjaan umum dan kegiatan ekonomi di dalam negeri,” ujar dia.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Arshad mengatakan, agregat pendapatan per kapita Malaysia-lah yang paling penting.
Menurut dia, distribusi kekayaan berbasis etnis dan geografis menjadi penting, namun harus dilakukan dengan tidak melakukan politisasi agama yang memecah-belah dan mengganggu harmoni sosial.
Dia menambahkan bahwa mereka yang menyerukan boikot itu seharusnya menjadikan masalah ekonomi seperti pajak India atas impor minyak sawit dan tingkat kemiskinan menjadi prioritas dalam wacana nasional.
Baru-baru ini, kelompok-kelompok tertentu telah mendorong kampanye di media sosial untuk memboikot barang yang diproduksi oleh non-Muslim.
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai
Kampanye ini dikecam oleh banyak orang, termasuk Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Awal pekan ini, kabinet mendukung seruan untuk “Beli Barang Malaysia” dan menolak “pendirian sempit” untuk memboikot produk non-Muslim.
Kampanye “Belilah produk buatan Muslim” mulai di Penang
Sementara itu sebuah kampanye “Buy Muslim-made first”, mulai disuarakan oleh sebuah Gerakan Pembela Ummah (Ummah) dimulai di Penang pada Minggu (8 September).
Baca Juga: Iran, Rusia, Turkiye Kutuk Kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon
Peluncuran kampanye dilakukan oleh sekitar 50 pengusaha Muslim.
Wakil ketua nasional Ummah Mohd Zai Mustafa mengatakan Penang dipilih karena negara memiliki ekosistem bisnis yang baik dan merupakan salah satu kota terbesar di wilayah utara.
“Penang dapat memberikan peluang bagi produk-produk Muslim, jadi saya pikir kami dapat membantu pengusaha Muslim mempromosikan produk mereka di sini,” ujar dia pada konferensi pers saat peluncuran kampanye.
Kampanye itu, kata dia bukan kampanye boikot tetapi memberdayakan ekonomi dan menciptakan lingkungan yang sehat antara komunitas Muslim dan lainnya.
Baca Juga: Lanjutkan Kunjungan Kenegaraan, Presiden Prabowo Bertolak ke AS
“Kami tidak melakukan boikot, kami hanya membantu Muslim dan juga pemerintah mempromosikan ekonomi yang lebih sehat, lebih baik,” ujar dia. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Filipina Evakuasi Warga Jelang Kedatangan Badai Toraji