Liberia, 28 Syawwal 1435/24 Agustus 2014 (MINA) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meningkatkan tanda bahaya meluasnya wabah Ebola di negara-negara Afrika Barat, memperingatkan peningkatan dan kecepatan epidemi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Keamanan Kesehatan, Keiji Fukuda, saat konferensi pers di Ibukota Liberia, Manrovia , Jumat lalu, mengungkapkan keprihatinan khusus kepada pasien di sebuah daerah yang tidak terdeteksi mengidap penyakit tersebut.
“Kami belum melihat wabah Ebola meliputi kota-kota, daerah pedesaan begitu cepat dan lebih seperti wilayah yang luas,” kata Fukuda, demikian Press TV melaporkan sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dokter WHO juga mencatat bahwa untuk memberantas penyakit ebola tersebut diperlukan waktu dengan kerja keras selama beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Sementara itu, dalam penilaian situasi yang dikeluarkan pada Jumat, WHO menekankan bahwa meluasnya wabah Ebola di Afrika Barat telah “dianggap remeh”.
Laporan itu muncul sehari setelah Senegal menutup perbatasannya dengan Guinea atas ketakutan penyebaran wabah Ebola.
Lebih dari 1.420 orang tewas dalam wabah Ebola, dengan jumlah kasus infeksi sekarang di atas 26 ribu. Negara-negara yang terkena dampak terburuk adalah Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
Ebola adalah bentuk demam berdarah yang gejalanya adalah diare, muntah dan perdarahan. Virus menyebar melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, kotoran atau keringat. Hal ini juga dapat menyebar melalui kontak seksual atau penanganan yang tidak dilindungi pada mayat yang terkontaminasi virus.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Ebola masih menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, membunuh antara hingga 90 persen dari mereka yang jatuh sakit akibat terkena virus itu. (T/P005/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa