Padang, 27 Rajab 1438/24 April 2017 (MINA) – Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan, nilai-nilai perjuangan dari pahlawan perempuan Minangkabau, agar bisa diwariskan kepada generasi muda sebagai penyemangat serta penggugah kesadaran dalam membangun bangsa Indonesia.
Peran dan kiprah perjuangan perempuan Minangkabau tersebut kembali diangkat Pemerintah Kota Padang pada acara Seminar Sehari “Perempuan Minangkabau Di Panggung Sejarah Bangsa” dalam rangka memperingati Hari Kartini, di salah satu hotel di Kota Padang, Ahad (23/4). Demikian siaran pers Humas Kota Padang yang diterima MINA, Senin (24/4).
“Keberanian mengungkapkan pikiran, memiliki gagasan, ide, dan mimpi untuk berbuat yang lebih baik, itulah marwah dari perjuangan tokoh perempuan Ranah Minang tersebut. Ini harus diwariskan kepada generasi muda, agar di masa yang akan datang, kita memiliki generasi-generasi petarung yang idealis, memiliki terobosan dan gagasan, serta memiliki ide dalam membangun Ranah Minang dan bangsa ini kedepannya,” tegas Mahyeldi.
Hadir sebagai pembicara, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Aktivis perempuan dan penggagas serta Ketua Gerakan Ibu Negeri (GIN) Neno Warisman, Akademisi sejarah DR. Siti Fatimah. Seminar tersebut diikuti Wali Kota Padang Mahyeldi, Wakil Wali Kota Padang Emzalmi, pimpinan OPD Kota Padang, mahasiswa dan unsur guru serta kepala sekolah se-Kota Padang.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Diprediksi Turun Hujan Senin Sore Ini
Sejarah mencatat, Siti Manggopoh, Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiah, dan Rasuna Said, merupakan perempuan Minangkabau yang ikut mewarnai panggung sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Peran mereka itu tidak bisa dianggap sebelah mata. Siti Manggopoh ikut melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda tentang pajak uang (belasting) karena bertentangan dengan adat Minangkabau.
Rohana Kudus, perempuan multi talenta dan pahlawan emansipasi wanita, seorang guru, mendirikan sekolah perempuan, penulis, wirausaha, dan juga pemimpin redaksi pada pelbagai surat kabar perempuan. Begitu juga dengan Rahmah El Yunusiah, seorang ulama perempuan, pendiri Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang yang masih eksis hingga sekarang. Rasuna Said, juga seorang pejuang kemerdekaan yang memperjuangkan hak-hak wanita, baik di pendidikan maupun di dunia politik.
Diakui Mahyeldi, Apa yang telah diperbuat oleh pejuang perempuan Minangkabau tersebut tidak kalah pentingnya dengan apa yang dilakukan oleh R.A. Kartini, oleh sebab itu, Pemerintah Kota Padang berencana akan membuat sebuah buku sesuai dengan judul seminar tersebut “Perempuan Minangkabau Di Panggung Sejarah Bangsa”, untuk dipelajari oleh generasi muda.
Disamping itu, Pemko Padang bersama Pemprov Sumbar akan mengagendakan dan mengusulkan pejuang perempuan Minangkabau tersebut dijadikan sebagai pahlawan nasional, karena belum semua dari mereka yang diakui negara sebagai pahlawan nasional. (L/R07/RS3).
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)