Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wali Kota Magelang Ingatkan Generasi Muda Hindari Bahaya Rokok

Rana Setiawan - Rabu, 16 Juni 2021 - 19:48 WIB

Rabu, 16 Juni 2021 - 19:48 WIB

0 Views

Magelang, MINA – Wali Kota Magelang, Jawa Tengah dr M. Nur Aziz mengingatkan agar para generasi muda yang belum merokok jangan mencoba-coba merokok karena akan mengakibatkan kecanduan.

“Merokok adalah sesuatu yang bersifat adiktif, orang sudah biasa merokok kalau mau berhenti tidak gampang. Untuk itu generasi muda harus hindari baik dari dekat dengan perokok maupun (aktivitas) merokoknya sendiri,” kata dr. M. Nur Aziz dalam talkshow yang diselenggarakan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTTC) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) secara virtual dengan tema “Berani Berhenti Merokok” dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021 di Magelang, Rabu (16/6).

Aziz mengungkapkan merokok ini menjadi salah satu penyebab penyakit kanker paru-paru yang terbesar. Dia juga mengatakan anak-anak muda perlu mengetahui bahwa merokok ini salah satu penyebab penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), yaitu peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang.

“Orang yang merokok pasti akan kena PPOK. Orang yang merokok pada usia lanjutnya pasti akan ada serangan namanya PPOK sehingga saya harapkan anak-anak muda ini menghindari orang yang sedang merokok maupun merokok sendiri,” ujarnya.

Baca Juga: Kemenag: 1.562 Peserta Lulus Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Al Azhar Mesir 2024

Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK Nancy Dian Anggraeni menyatakan dengan regulasi yang berlaku saat ini belum mampu mengurangi prevalensi perokok usia 10-18 tahun. Untuk itu, lanjut dia, perlu antisipasi apabila terdapat loncatan teknologi yang kerap digunakan untuk mempengaruhi anak remaja.

Selain itu, Nancy juga mengatakan pengurangan prevalensi merokok tidak cukup hanya dengan upaya pencegahan melalui prmosi hidup sehat, sosialisasi bahaya merokok atau pengawasan kepatuhan atas regulasi saja. “Namun juga bantuan bagi orang terlanjur merokok melalui layanan berhenti merokok,” imbuhnya.

Dia juga menegaskan, anak-anak harus dilindungi, diberi akses seluas-luasnya terhadap aktivitas fisik dan sosial tanpa ada pengaruh dari rokok, narkoba dan pengaruh negatif lainnya.

Ketua MTCC Unimma Retno Rusdijati menjelaskan, talkshow “Berani Berhenti Merokok” MTCC Unimma yang juga dihadiri mahasiswa, pelajar dan anak-anak ini bertujuan menggugah kesadaran tentang efek bahaya konsumsi rokok dan paparan asap rokok, serta mencegah penggunaan rokok dalam bentuk apapun (cq e-cigarret, vape) khususnya untuk anak-anak.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

Retno mengungkapkan hasil kajian MTCC UNIMMA menunjukkan fakta makin parahnya capaian pembangunan SDM di Indonesia. “Saat ini lebih dari 32% dari total populasi Indonesia adalah perokok aktif. Jika dielaborasi lebih dalam, maka, misalnya dua dari tiga laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok aktif,” katanya.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi perokok usia 10-18 mencapai 9,1% – angka itu naik dari 7,2% pada tahun 2013.

Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 32,1% siswa Indonesia di rentang usia 10-18 tahun pernah mengonsumsi rokok (PKGR, 2019).(L/R1/P2)

 

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Tausiyah
Indonesia
Indonesia
Palestina