Paris, 25 Dzulqa’dah 1437/28 Agustus 2016 (MINA) – Walikota Frejus, Perancis, David Rachline telah menyatakan protes ketidakpuasannya atas penangguhan larangan burkini oleh Pengadilan Tinggi Perancis.
David Rachline seperti dilaporkan rt.com, mengatakan akan “terus memberlakukan denda” kepda perempuan yang mengenakan burkini, dan mengatakan bahwa larangannya “masih berlaku”, dan “tidak ada prosedur hukum” terhadap peraturannya.
Pada saat yang sama, Walikota Sisco, Ange-Pierre Vivoni, mengatakan larangan burkininya, tetap akan diperkenalkan bulan ini.
Peraturan itu hanya terkait dengan pantai di kawasan Villeneuve-Loubet, tapi kota-kota lain bisa mengikutinya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Putusan Pengadilan atas penangguhan larangan burkini pada hari Jumat, dan menyatakan bahwa larangan tersebut “serius, dan jelas ilegal, melanggar kebebasan dasar untuk datang dan pergi, kebebasan keyakinan dan kebebasan individu.”
Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mendukung larangan burkini di lebih dari sepuluh kota di Perancis, dan menyebut perdebatannya sebagai “telah terkunci dalam pertempuran budaya”, dan bahwa baju renang yang menutupi seluruh tubuh perempuan itu ia sebut melambangkan perbudakan perempuan.
Beredar luas pekan ini bagaimana foto-foto ketika polisi bersenjata memaksa seorang wanita Muslim di sebuah pantai di kota Mediterania untuk membuka sebagian pakaian itu dan diminta membayar denda.
Tindakan itu telah menyinggung banyak Muslim Perancis dan menyebutnya sebagai “penghinaan publik” yang dapat menimbulkan kekhawatiran global.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Menteri Hak-Hak Perempuan Perancis, Laurence Rossignol juga turut mendukung larangan burkini tersebut, dan mengatakan burkini sebagai “bermusuhan dengan keanekaragaman”.
Di luar Perancis, Walikota London Sadiq Khan justru mengecam larangan burkini tersebut, dan mengatakan, wanita seharusnya tidak diberitahu apa yang harus dipakainya.
Sementara Robin Tilbrook, Ketua dan Pendiri Demokrat English, mengatakan masalah burkini “menunjukkan bahwa mereka para imigran Muslim tidak ingin mengintegrasikan diri dengan budaya Eropa.”
Burkini (burkah-bikini), baju renang yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telaoak tangan, telah dilarang di Cannes, Nice dan hampir 15 kota selatan-timur lainnya di Perancis. (T/P4/R02)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)