Jakarta, MINA – Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin mengatakan, meskipun di tengah tekanan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, sektor pertanian mampu hadir sebagai tulang punggung bagi perekonomian nasional.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2020 sektor pertanian mampu tumbuh 1,75 persen.
“Pertumbuhan itu terjadi ketika banyak sektor (lain) justru terkontraksi,” jelas Wapres Ma’ruf pada acara Penganugerahan Penghargaan Bidang Pertanian Tahun 2021 yang digelar di Istana Wapres, Jakarta, Senin (13/9).
Ia melanjutkan, tantangan yang dihadapi sektor pertanian tidak mudah. Bahkan sejak awal pandemi, Food and Agriculture Organization (FAO) telah memperingatkan bahwa pandemi berpotensi menyebabkan krisis pangan global.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
“Terkait pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, alhamdulillah pemerintah masih bisa menjamin ketersediaan sebelas komoditas utama bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa produksi beras nasional dalam dua tahun terakhir ini sangat menjanjikan. Hingga minggu ketiga Agustus 2021, stok beras mencapai 7,60 juta ton.
Merujuk laporan BPS, total ekspor pertanian periode Januari-Juli 2021 mencapai 2,24 miliar Dolar Amerika Serikat atau meningkat 8,72 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2021, lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja paling banyak adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (yakni) sebesar 29,59 persen,” jelasnya.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Ia menambahkan, lapangan kerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen dibandingkan penyerapan pada Februari 2020 (29,23 persen). Namun, disayangkan kehidupan para petani terutama untuk tanaman pangan, seperti padi, masih jauh dari berkecukupan.
“Berdasarkan data BPS tahun 2020 menurut sumber penghasilan utama, jumlah rumah tangga tergolong miskin di Indonesia sebagian besar berasal dari sektor pertanian, yaitu 46,30 persen. Dengan demikian, peningkatan kesejahteraan petani masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang harus diselesaikan,” paparnya.
Wapres juga menegaskan bahwa ketangguhan sektor pertanian di masa krisis seperti sekarang ini, tentunya tidak dapat dilepaskan dari kerja keras dan sinergi para insan pertanian, serta kolaborasi dan komitmen kuat dari pemerintah daerah.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan, pihaknya telah menetapkan pendekatan lima cara bertindak (CB) melalui peningkatan kapasitas produksi melalui mekanisasi, efisiensi dan pendekatan teknologi tepat guna, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, dan Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
“Demi mengoptimalkan strategi yang dijalankan, Kementerian Pertanian telah berkomitmen terus memperkuat kerja sama pusat dan daerah. Sinergi antara pusat dan daerah penting dilakukan agar tidak ada lagi ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah, atau daerah dengan daerah,” tegasnya. (R/R5/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng