Tel Aviv, MINA – Polisi menangkap lebih dari 20 orang, termasuk beberapa anak di bawah umur, di kota-kota mayoritas Arab di Israel utara dan Yerusalem Timur pada Jumat pagi (7/4/2023), di tengah kerusuhan yang membara di komunitas Arab, sebagai bentuk perlawanan mereka atas serangan pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa.
Penangkapan atas kerusuhan itu dilakukan di Yerusalem Timur dan kota-kota Arab Nazareth, Sakhnin, Baqa al-Gharbiya dan Kafr Manda, kata Polisi Israel dalam sebuah pernyataan. The Times of Israel melaporkan.
Di lingkungan Abu Tor di Yerusalem Timur, para tersangka menembakkan kembang api, melemparkan batu dan bom molotov ke rumah-rumah penduduk Yahudi.
Petugas Polisi Perbatasan menembak dengan senapan Ruger ke arah tersangka, mengenai salah satu warga Arab. Pasukan cadangan tiba dan mulai mencari tersangka lain yang melarikan diri.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Putaran kaliber 22 dari senapan Ruger dianggap kurang mematikan daripada putaran kaliber yang lebih besar yang biasanya digunakan oleh militer.
Kelompok hak asasi manusia mengutuk penggunaan senapan untuk pengendalian kerusuhan, karena masih bisa membunuh. Pasukan biasanya menembakkan senapan Ruger di tubuh bagian bawah pemrotes, bukan di kepala yang bisa mematikan.
Polisi mengatakan mereka juga sedang menyelidiki laporan yang diterima bahwa salah satu warga yang rumahnya diserang melepaskan senjata api.
Sementara itu di Kafr Qasim, mobil-mobil dibakar dan grafiti “price tag” digoreskan di pagar terdekat, tampaknya dilakukan oleh ekstremis Yahudi, dengan polisi membuka penyelidikan kejahatan rasial.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
“Price” adalah nama yang diberikan oleh ultranasionalis untuk serangan terhadap orang Arab atau Palestina secara acak, yang dimaksudkan sebagai balas dendam atas serangan terhadap orang Yahudi. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza