Jakarta, 25 Rabi’ul Akhir 1436/15 Februari 2015 (MINA) – Beberapa tokoh masyarakat Jakarta menyatakan, kemajuan pemerintah Jakarta terkait banjir musiman adalah sekarang lebih cepat surut.
“Hanya sekarang, banjirnya tidak lama, cepat surut. Itu karena ada beberapa pompa air yang cepat menyedot dan membuang air banjir,” kata tokoh masyarakat Nana Supena, Sabtu (14/2), di daerah banjir Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Nana yang juga seorang Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Nurul Jannah, menyebutkan, pengurus masjid harus berjuang bersama warga sejak tahun 2000-an untuk meninggikan lantai masjid yang selalu terendam banjir, bahkan yang dulunya atap masjid, kini menjadi lantai masjid.
“Sejak lantai masjid dinaikkan setinggi tiga meter, kini masjid tersebut menjadi tempat penampungan rutin bagi warga korban banjir,” ujarnya.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Pada banjir 9 Februari 2015 ini, Masjid Nurul Jannah menampung sekitar 25 Kepala Keluarga korban banjir yang mengungsi ke masjidnya.
“Selain pompa yang cepat menyedot air, kami harapkan juga pemerintah bisa menyediakan fasilitas umum seperti perahu karet dan toilet umum,” kata Yusuf Ibrahim, tokoh masyarakat yang rumahnya juga terendam banjir di dekat masjid.
Hal senada juga diungkapkan Ketua RT 001/011 Tomang, Banjir Kanal, Jakarta Barat, bahwa banjir sekarang lebih cepat surut.
“Bedanya banjir tahunan dulu dengan sekarang, banjir sekarang lebih cepat surut,” kata Amrullah kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Menurutnya, asalkan air Sungai Ciliwung tidak lebih tinggi dari wilayah mereka, maka tidak akan banjir. Jika pun banjir, cepat surut kembali. (L/P001/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas