Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Kairo Tuntut Menteri Dalam Negeri Dipecat Usai Bom Gereja

Rudi Hendrik - Senin, 12 Desember 2016 - 23:05 WIB

Senin, 12 Desember 2016 - 23:05 WIB

272 Views

Kerusakan dialami oleh Gereja St Petrus di Kairo setelah ledakan bom terjadi di bagian jemaat wanita. (Foto: Sputnik News)

Kerusakan dialami oleh Gereja St Petrus di Kairo setelah ledakan bom terjadi di bagian jemaat wanita. (Foto: Sputnik News)

 

Kairo, 12 Rabi’ul Awwal 1438/12 Desember 2016 (MINA) – Warga Kairo yang marah setelah terjadinya ledakan bom di Gereja St Petrus turun ke jalan pada Ahad (11/12) malam menuntut pemecatan Menteri Dalam Negeri Magdy Abdel Ghaffar.

Ratusan warga Kristen dan Muslim melakukan protes di luar Katedral St Mark yang berdekatan dengan gereja, beberapa jam setelah ledakan menghancurkan sebuah aula jemaat perempuan yang menewaskan 25 orang.

Lantai gereja berlumur darah kering dan puing-puing jendela yang hancur berserakan.

Baca Juga: Iran Hentikan Kerja Sama dengan Badan Atom Dunia IAEA

Massa yang marah meneriakkan slogan-slogan menentang Presiden Abdel Fattah El-Sisi dan Menteri Ghaffar disalahkan atas kegagalan keamanan.

“Kementerian Dalam Negeri tidak bisa melindungi gereja-gereja kami. Ini saatnya bagi kami untuk melindungi diri kami sendiri,” kata salah satu pengunjuk rasa beragama Kristen Koptik di depan pintu gerbang gereja, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip MINA.

Pengunjuk rasa penganut Koptik lainnya mengatakan bahwa keamanan di gereja itu terkenal lalai. Penjaganya dilaporkan suka bermain internet sepanjang hari.

Demonstran lainnya meneriakkan, “Rakyat menuntut jatuhnya rezim.” (T/P001/R05)

Baca Juga: Menlu Iran: Teknologi Pengayaan Uranium Tidak Dapat Dihancurkan oleh Bom

M’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Iran Akui Kerusakan Serius pada Situs Nuklirnya

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Timur Tengah
Indonesia
Timur Tengah