
Warga Palestina melakukan protes terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: MEE/Mohammad Turabi)
Bethlehem, 26 Sya’ban 1438/23 Mei 2017 (MINA) – Warga Palestina merencanakan serangkaian tindakan untuk menarik perhatian Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap aksi mogok makan oleh ratusan tahanan di penjara-penjara Israel.
Tahanan Palestina akan memasuki hari ke-37 mogok makan massalnya saat Trump bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki pada hari Selasa (23/5).
Aktivis menyerukan pemogokan umum di seluruh wilayah Palestina dan orang-orang Palestina di Israel.
Baca Juga: Memalukan, Untuk Lepas Satu Sandera di Gaza Harus Libatkan Trump
Ratusan warga Palestina memblokir jalan di kota-kota di Tepi Barat pada hari Senin. Demikian The New Arab melaporkan yang dikutip MINA.
Toko-toko dan kantor-kantor pemerintah ditutup, tempat transportasi umum berhenti beroperasi dan jalan-jalan utama di kota-kota Palestina kosong dari pejalan kaki dan mobil.
Pendukung aksi mogok makan juga berencana menampilkan tiga spanduk dalam bahasa Inggris di Bethlehem yang ditujukan kepada Trump, istrinya Melania dan putrinya Ivanka.
Para tahanan Palestina telah membuat serangkaian tuntutan mengenai kondisi yang lebih baik, tapi Israel telah menolak untuk bernegosiasi.
Baca Juga: Parlemen Arab Desak PBB Selamatkan Anak-Anak Gaza dari Kelaparan
“Kami berharap Trump akan menekan Israel untuk menyetujui tuntutan para pelaku protes,” kata aktivis Adel Sabanay.
Aktivis dan mantan tahanan bernama Amin Shuman yang memimpin sebuah kelompok pendukung tahanan Palestina, mengatakan, dia berharap masalah ini akan ditangani dalam pertemuan antara Trump dan Abbas.
Beberapa tahanan pemogok makan mulai menolak minum air dalam beberapa hari terakhir.
Sebuah kelompok advokasi Palestina mengatakan bahwa beberapa dari ratusan tahanan yang mogok makan telah dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Kasus Kebutaan di Jalur Gaza Terus Meningkat
Aksi mogok makan massal yang dimulai pada 17 April, dipimpin oleh pemimpin Palestina Marwan Barghouti, yang menjalani lima hukuman seumur hidup atas perannya dalam intifada Palestina kedua melawan pendudukan Israel.
Barghouthi tetap berada dalam kurungan isolasi sejak dimulainya pemogokan.
Istrinya mengatakan bahwa 220 tahanan Palestina dari berbagai faksi politik bergabung dalam pemogokan tersebut pada hari Ahad.
Sekitar 6.500 orang Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel karena berbagai kejahatan dan dugaan pelanggaran. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Parlemen Arab Desak PBB Ambil Tindakan Selamatkan Anak-Anak Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)