Juba, 17 Rajab 1437/25 April 2016 (MINA) – Ratusan warga Sudan Selatan Ahad (24/4) menundukkan kepalanya, berdoa untuk perdamaian, menjelang kedatangan pemimpin oposisi bersenjata Riek Machar yang diharapkan membantu mengakhiri perang saudara dua tahun lebih di sana.
Setelah seminggu terjadi penundaan, Machar pada Sabtu diizinkan terbang ke Juba, ibukota Sudan Selatan, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami berharap Tuhan akan membawa perdamaian,” kata Joseph Deng, seorang PNS berusia 34 tahun, setelah menghadiri layanan di Paroki Emmanuel, sebuah gereja Protestan bagi masyarakat etnis Dinka di Juba.
Perang saudara Sudan Selatan dimulai pada Desember 2013 ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya, Machar, merencanakan kudeta. Konflik ini menyulut perpecahan etnis dan terjadi pelanggaran HAM berat.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Kedua pemimpin berasal dari dua etnis utama di Sudan Selatan. Presiden Kiir dari etnis Dinka dan Machar dari etnis Nuer.
“Kita semua orang Sudan Selatan,” kata warga bernama Mary Padar, setelah berdoa di dalam gereja, bekas bioskop era kolonial Inggris. “Kita harus hidup bersama, karena ini adalah satu-satunya negara yang kita miliki.”
Machar nantinya akan berangkat dari Addis Ababa, ibukota Ethiopia.
Konflik telah menewaskan lebih dari 50.000 orang dan memaksa lebih 2 juta orang mengungsi. (T/P001/P2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu