Jakarta, MINA – Eko Hartono, Wakil Tetap Republik Indonesia (Watapri) untuk Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatakan, taktik Israel untuk menguasai wilayah-wilayah dan tempat ibadah Muslim di Palestina, khususnya Masjidil Aqsa, adalah dengan perlahan-lahan, bertahap serta sistematis.
Menurut Eko yang juga merupakan Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah itu, taktik tersebut telah digunakan di Masjid Ibrahimi, Hebron.
Pertama-tama, katanya, adalah Zionis Israel berusaha agar bisa diizinkan masuk kompleks masjid, kemudian meminta agar bisa berdoa atau beribadah.
“Berdoa tentu berarti bukan di luar, tapi masuk masjid kan,” kata Dubes Eko dalam wawancara eksklusif dengan Tim Wartawan Kantor Berita MINA secara virtual, Senin (9/5).
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Setelah diizinkannya berdoa di dalam masjid, kata Eko, semakin lama jamaah Yahudi Israel akan bertambah banyak, sehingga akan digunakan sebagai alasan untuk membagi waktu beribadah dengan Umat Islam.
“Karena (Israel) penguasa di situ, akibatnya terjadi pembagian waktu, bahkan waktu (beribadah) Umat Muslim semakin sedikit, lama-kelamaan terusir,” kata Eko.
“Nah ini yang kita khawatirkan, dan ini akan diterapkan Israel di Masjid Al-Aqsa dan upaya itu sudah dilakukan sekian lama oleh Israel,” tambahnya.
Untuk itu, Eko meminta masyarakat internasional untuk tidak diam saja melihat kejahatan tersebut, jangan sampai Masjidil Aqsa dikuasai oleh Zionis Israel.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
“Dengan adanya pembiaran masyarakat internasional, upaya Israel tersebut akan terus berlanjut dan akan memperjuangkannya dengan gigih,” ujarnya.
Maka untuk mencegah hal tersebut, atas inisiasi Indonesia, OKI menggelar pertemuan luar biasa tingkat Perwakilan Tetap di Jeddah, Arab Saudi membahas eskalasi konflik dan penyerangan brutal pasukan penjajah Israel terhadap Masjid Al-Aqsa Ramadhan tahun ini.
Dubes Eko mengatakan, hasil dari pertemuan tersebut antara lain adalah perjuangan Palestina harus tetap menjadi agenda utama penyelesaian masalah di Timur Tengah dan Al-Aqsa adalah garis merah bagi penyelesaian di Palestina.
“Mudah-mudahan dengan penegasan itu, Israel akan semakin sadar bahwa dunia internasional juga terus mengawasi gerak-gerik mereka untuk menguasai Masjidil Aqsa,” tegasnya. (L/RE1/P1)
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)