Riyadh, MINA – Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengatakan bahwa makanan digunakan sebagai senjata perang di Yaman.
“Yaman berada di ambang kelaparan. Kolera adalah gabungan krisis pangan yang dramatis. Makanan digunakan sebagai senjata perang,” kata Direktur Eksekutif Asisten WFP Elisabeth Rasmussen pada sebuah konferensi mengenai bantuan ke Yaman yang diselenggarakan oleh Arab Saudi. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Semua pihak dalam konflik tersebut dituduh gagal melindungi warga sipil yang disebut PBB sebagai “krisis kemanusiaan terbesar di dunia”.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Baru-baru ini di bulan Oktober, PBB menambahkan Arab Saudi di koalisinya dalam daftar hitam untuk “pembunuhan dan penganiayaan anak-anak”.
Kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa penutupan bandara internasional di ibu kota Sanaa menghambat pengiriman pasokan yang sangat dibutuhkan, sekarang harus melalui pelabuhan Laut Merah Hodeidah.
Menurut PBB, lebih dari 10.000 orang, terutama warga sipil, telah terbunuh sejak intervensi militer, dan jutaan lainnya telah mengungsi.
Sementara 2.100 lainnya meninggal karena kolera sejak April. Sementara rumah sakit berjuang untuk mendapatkan pasokan dasar di tengah blokade di pelabuhan dan bandara internasional utama negara tersebut.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
OCHA mengatakan bahwa lebih dari 11 juta anak membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Menurut PBB, konflik di Yaman telah menyebabkan tujuh juta orang berisiko kelaparan dan diperkirakan 17 juta atau 60 persen dari keseluruhan populasi, makanannya tidak aman. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama