Jakarta, MINA – Yayasan Bakti Nusantara Medika (Baktimed) dan Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PETJ), Selasa (2/3), telah menyerahkan sumbangan sebesar Rp. 60 juta untuk membantu korban yang terdampak gempa bumi di Sulawesi Barat.
Sumbangan diserahkan langsung di depan Rumah Sakit Apung (RSA) kepada pendiri Yayasan doktorSHARE, Dr. Lie Dharmawan oleh Pendiri/Pembina Yayasan Baktimed, Wahid Supriyadi, didampingi Wakil Pembina Hanny Moniaga, Wakil Ketua Masni Eritrina dan Kepala Bidang Logistik dan Transportasi Abdul Wahab.
Sementara dari pihak PETJ diwakili oleh Tessa Dennis, Wakil Ketua Departemen Ekonomi dan Investasi, yang datang langsung dari Inggris.
Dalam rilis yang diterima MINA, gerakan ini adalah aksi kedua yang dilakukan Baktimed setelah sebelumnya yayasan yang baru berdiri awal Januari ini membantu korban tanah longsor di Bogor 26 Januari lalu.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Selain uang, Baktimed juga menyumbang peralatan APD lengkap untuk keperluan tim medis, 40 desinfectan spray dan 1 portable sterilizer sumbangan dari Kyoto Healthcare.
RSA Lie Dharmawan dijadwalkan akan segera berangkat ke Sulawesi Barat untuk membantu korban gempa bumi yang terjadi pertengahan Januari lalu.
Dalam pertemuannya dengan Dr. Lie, Wahid yang mantan Dubes RI untuk Uni Emirat Arab dan Rusia merangkap Belarus, menyampaikan penghargaannya atas upaya yang dilakukan oleh doctorSHARE selama ini, dan Baktimed siap untuk berkolaborasi.
“Ini suatu kerja sama yang pas dan saling mengisi. Yayasan doctorSHARE berpengalaman lebih dari 10 tahun di lapangan dan memiliki fasilitas RSA memadai, sementara Baktimed nantinya akan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat terpencil dengan menggunakan pesawat-pesawat kecil,” kata Wahid.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Dr Lie mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Baktimed. Dr. Lie menyambut baik uluran kerjasama dan bersinergi, mengingat keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membantu masyarakat yang kurang mampu di bidang kesehatan yang tinggal di daerah terpencil.
Wahid, yang juga mantan Kepala Desk Diaspora Kemlu, secara khusus mengucapkan terima kasih kepada PETJ yang secara spontan melakukan fund raising di Eropa.
PETJ adalah wadah perhimpunan masyarakat Indonesia (diaspora) di 19 negara Eropa yang peduli dan mendukung pemerintah untuk mencapai Indonesia maju.
Dr. Lie sempat mengajak tim Baktimed dan PETJ untuk melihat dari dekat fasilitas RSA miliknya.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Dia bercerita bahwa sepulangnya dari Jerman, dia membeli sendiri kapal nelayan bekas dan dengan kemampuan keuangannya sendiri mengubahnya menjadi rumah sakit apung pertama di Indonesia.
Yayasan yang dipimpinnya saat ini memiliki sekitar 1.000 sukarelawan dari berbagai keahlian.(R/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru