Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yedioth Ahronoth: Israel Akan Hadapi Defisit Anggaran Besar Akibat Agresi ke Gaza

Zaenal Muttaqin - Kamis, 23 November 2023 - 16:21 WIB

Kamis, 23 November 2023 - 16:21 WIB

16 Views

Nazareth, MINA – Yedioth Ahronoth, surat kabar Israel melaporkan, agresi Israel di Jalur Gaza akan merugikan entitas pendudukan dalam jumlah besar, bahkan dalam jumlah yang sangat besar, sebesar seperempat triliun shekel dalam beberapa bulan mendatang, sesuai dengan perkiraan Kementerian Keuangan Israel.

Surat kabar ini, Kamis (23/11), menyebutkan, bahwa jumlah kerugian saat ini setara dengan sekitar 15% produk domestik bruto tahunan Israel, yang mendekati 1,8 triliun shekel.

Jumlah tersebut melebihi setengah anggaran Israel untuk tahun 2023, yang berjumlah sekitar setengah triliun shekel, dengan 13 miliar shekel tambahan yang baru-baru ini disetujui oleh entitas Israel.

Surat kabar tersebut seperti dikutip Quds Press menjelaskan, Israel menghadapi masalah dalam memperoleh pinjaman untuk jumlah besar melalui penerbitan obligasi lokal dan internasional.

Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan

Sebab lembaga-lembaga keuangan di seluruh dunia menyadari, bahwa perang yang sulit dan menyakitkan sedang terjadi di Timur Tengah, termasuk perang ekonomi, yang bisa meluas hingga ke utara.

Oleh karena itu, bunga yang akan mereka bebankan kepada Israel atas pinjaman tersebut akan sangat tinggi.

Laporan tersebut mengutip Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang mengatakan, pemotongan yang menyakitkan harus dilakukan pada beberapa item anggaran, namun dia juga menegaskan, bahwa tidak ada kenaikan pajak yang akan dilakukan.

Defisit anggaran akan dibiayai oleh pinjaman yang sangat besar dan mahal yang akan kita tanggung hingga anak cucu kita bayarkan dalam beberapa dekade mendatang, serta pemotongan layanan dasar yang disediakan oleh pemerintah,” kata Smotrich.

Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza

“Mari kita berharap bahwa kita tidak mengalami masalah ekonomi serius yang akan menambah beban besar bagi Israel, karena kebutuhan untuk membiayai perang yang sulit di Jalur Gaza,” tulis Yedioth Ahronoth.

Sementara, Biro Statistik Israel mengatakan, tingkat pengangguran meningkat menjadi sekitar 10% pada bulan Oktober setelah perang di Gaza.

Lembaga pemeringkat kredit internasional Standard & Poor’s juga menerbitkan laporan khusus mengenai perekonomian Israel yang menurunkan ekspektasi terhadap peringkat Israel dari stabil menjadi negatif.

Pada tanggal 7 Oktober, Kepala Staf Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, Muhammad Deif, mengumumkan peluncuran Operasi “Badai Al-Aqsa,” setelah meluncurkan ratusan roket dari Gaza menuju wilayah pendudukan Palestina dan penyerbuan situs militer dan pemukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza, menyebabkan kematian dan cederanya ribuan tentara dan pemukim serta penangkapan puluhan orang.

Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam

Selama 48 hari berturut-turut, tentara pendudukan melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika Serikat dan tentara bayaran, ketika pesawat mereka mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara, dan rumah warga sipil Palestina, sehingga menghancurkan mereka di atas kepala penduduknya, yang menyebabkan kematian 14.532 warga Palestina, termasuk sekitar 6.000 anak-anak dan sekitar 7.000 orang.Orang hilang di Jalur Gaza, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan wanita. (T/B04/P1)

Mi’raj News Agency (MINA) 

Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi

Rekomendasi untuk Anda