Gaza, MINA – Surat kabar Ibrani “Yedioth Ahronoth” menyatakan pada Selasa, (16/5), Israel belum berhasil memulihkan kekuatan pencegahan terhadap perlawanan di Jalur Gaza.
Yedioth dalam sebuah artikelnya menekankan kekuatan Israel yang menurun, terlepas dari pertempuran baru-baru ini di mana enam pemimpin Brigade al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam dinyatakan syahid. Demikian ikutip dari Palinfo.
Surat kabar tersebut menyatakan, lebih banyak darah dan kematian dapat membawa kepada keadaan ketakutan dan penangkalan sementara bagi perlawanan Gaza, tetapi pada saat yang sama akan memicu gelombang kemarahan dan kebencian.
Faktor-faktor ini berkontribusi pada penurunan tingkat ketakutan dan meningkatnya motivasi untuk berperang dan keinginan untuk balas dendam.
Baca Juga: UNRWA: Hampir Satu Juta Pengungsi Gaza Hadapi Musim Dingin Ekstrem
“Kehancuran yang ditimbulkan oleh mesin militer pendudukan Israel di Gaza tidak serta merta meningkatkan kekuatan pencegahan, mengutip penghancuran sekitar 60.000 rumah di Jalur Gaza selama perang 2014, namun putaran tersebut berakhir tanpa memulihkan kekuatan pencegahan terhadap aksi perlawanan pejuang Gaza.” demikian surat kabar itu.
Juga dipresentasikan model pertempuran baru yang diyakini memiliki “dampak terbesar dalam memperpanjang efek pencegahan.
Laporan tersebut menyarankan memberikan pukulan yang lebih besar terhadap kepentingan ekonomi faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza, sambil meminimalkan sebanyak mungkin sasaran sipil atau kerusakan pada properti sipil.
Surat kabar itu percaya bahwa keadaan pembedaan harus dibuat antara penduduk sipil dan faksi perlawanan, selama dan di luar pertempuran.
Baca Juga: Suriah Bergolak, Tentara Israel Terobos Perbatasan
Yedioth menunjukkan, selama solusi tersebut tidak dilaksanakan saat pertempuran, dan tidak ada keinginan Israel untuk bergerak menuju solusi politik karena harganya yang tinggi, adalah mungkin untuk mengubah putaran pertempuran menjadi putaran yang sangat singkat dengan jumlah dampak ekonomi yang besar pada faksi-faksi perlawanan Palestina.
Israel melancarkan agresi terhadap Jalur Gaza pada Selaa dini hari (9/5) yang berlangsung selama lima hari, dan dibuka dengan pembunuhan 3 pemimpin Militer Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islami.
Ruang operasi gabungan dari faksi-faksi perlawanan menanggapi dengan meluncurkan Operasi “Revenge of the Free”, dan membom dengan ratusan rudal ke permukiman ilegal Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza dan kota-kota yang diduduki di selatan dan tengah Palestina. Akibatnya, seorang pemukim tewas dan 77 lainnya luka-luka.
Sumber Ibrani mengkonfirmasi bahwa sekitar 40 rumah dan fasilitas rusak akibat roket, termasuk kerusakan besar pada sebuah bangunan di kota Rechovot, selatan Tel Aviv, dan bangunan di Ashkelon dan Sderot.
Baca Juga: Mengenang Intifada Pertama Palestina 37 Tahun Lalu
Agresi Israel mengakibatkan syahidnya 33 warga sipil, termasuk 6 pemimpin Brigade Al-Quds, dan melukai 190 lainnya, selain hancurnya puluhan rumah. (T/B03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menteri Israel Minta Sidang Korupsi Netanyahu Ditunda karena Peristiwa Suriah