Yerusalem, MINA – Yordania dan Vatikan pada hari Jumat (22/12) membahas pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap kebebasan beribadah di Yerusalem dan dampak “bencana” dari perang Israel di Jalur Gaza.
Diskusi tersebut terjadi dalam pembicaraan lewat telepon antara Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dan mitranya dari Vatikan, Uskup Paul Richard Gallagher. Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Yordania. Anadolu Agency melaporkan.
Diinfomasikan Safadi berdiskusi dengan Gallagher, tentang pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap kebebasan beribadah di Yerusalem, termasuk menutup kota-kota di Tepi Barat, kota Betlehem dan mencegah jamaah menjalankan ritual keagamaan mereka, terutama saat Natal.
Safadi menegaskan kecaman “mutlak” Yordania terhadap semua tindakan Israel yang mewakili: “Serangan terhadap kebebasan umat Islam dan Kristen untuk beribadah di Yerusalem yang diduduki, dan pelanggaran hukum internasional.”
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Menurut pernyataan tersebut, kedua belah pihak juga membahas dampak bencana dari agresi Israel di Gaza dan upaya yang dilakukan untuk merumuskan posisi internasional yang pasti dan efektif untuk menghentikannya.
Menteri Yordania mengutuk pembunuhan Israel terhadap dua wanita di Gereja Keluarga Kudus di Gaza pada tanggal 16 Desember dan pengepungan yang dilakukan terhadap gereja tersebut dan 2,3 juta warga Palestina lainnya di Gaza.
Pada hari Sabtu, Patriarkat Latin Yerusalem mengumumkan seorang wanita Kristen dan putrinya terbunuh di dalam Gereja Keluarga Kudus oleh tembakan tentara Israel di Kota Gaza.
“Agresi Israel terhadap Gaza menimbulkan kesedihan dan penderitaan serta bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menghilangkan kegembiraan umat Kristiani dalam merayakan Natal,” kata Safadi.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Pernyataan tersebut menyampaikan bahwa Paus Fransiskus (Paus Vatikan) mengirim Kardinal Konrad Krajewski ke Palestina dan Israel pada hari Jumat sebagai tanda nyata solidaritas Paus terhadap penderitaan mereka yang secara langsung merasakan akibat perang, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Vatikan.
Beberapa hari lalu, komunitas Kristen di wilayah Palestina mengumumkan pembatalan seluruh perayaan Natal, termasuk penyalaan pohon Natal, akibat perang di Gaza, sebagai pesan solidaritas dari para pimpinan gereja Kristen.
Umat Kristen di Gaza mewakili sebagian kecil dari populasi, dengan sekitar 1.000 orang yang tinggal di Jalur Gaza yang terkepung, sebagian besar dari mereka adalah Ortodoks Yunani. Persentase yang jauh lebih kecil adalah penganut Katolik Roma, Baptis, dan denominasi Protestan lainnya, menurut survei tahun 2014 yang dilakukan oleh YMCA.
Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah melancarkan perang genosida yang menghancurkan di Gaza, yang hingga Jumat pagi, menyebabkan 20,57 orang syahid dan 53,320 orang terluka, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak. Perang tersebut juga mengakibatkan kehancuran infrastruktur besar-besaran dan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut otoritas Jalur Gaza dan PBB. (T/R7/P1)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel