Athena, MINA – Pemerintah Yunani mengeluarkan langkah-langkah darurat setelah negara itu dilanda gelombang panas ekstrem dengan suhu yang melampaui 40 derajat Celsius. Cuaca ekstrem tersebut membuat aktivitas masyarakat nyaris lumpuh di sejumlah kota besar, termasuk Athena dan Thessaloniki.
Menurut Badan Meteorologi Yunani (HNMS), suhu tinggi tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir pekan, dengan puncaknya diprediksi terjadi pada Sabtu dan Ahad (26-27 Juli 2025).
Sebagai respons atas kondisi yang memburuk, otoritas setempat menutup sementara beberapa lokasi wisata populer, termasuk situs bersejarah seperti Akropolis di Athena, yang biasanya ramai dikunjungi turis. Selain itu, seluruh pekerjaan konstruksi dihentikan untuk melindungi para pekerja dari risiko sengatan panas.
“Ini adalah salah satu gelombang panas paling ekstrem dalam beberapa tahun terakhir,” kata seorang juru bicara Kementerian Lingkungan Yunani seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Baca Juga: Perbatasan Memanas, Kuil Ta Moan dan Ta Krabei Jadi Medan Tempur Thailand-Kamboja
Otoritas kesehatan nasional juga telah mengeluarkan peringatan serius kepada publik terkait risiko heat stroke, terutama bagi anak-anak, lanjut usia, dan pekerja luar ruangan. Masyarakat diminta untuk tetap berada di dalam ruangan, menghindari aktivitas fisik berlebihan, dan banyak mengonsumsi air putih.
Di berbagai taman kota dan ruang publik, warga dan wisatawan terlihat berlindung di bawah pohon rindang atau mendekati sumber air untuk mengurangi paparan langsung dari terik matahari. Beberapa pemerintah daerah bahkan membuka pusat pendingin darurat bagi warga yang tidak memiliki akses ke fasilitas pendingin di rumah.
Sementara itu, layanan darurat termasuk pemadam kebakaran, kepolisian, dan tim sukarelawan bersiaga penuh untuk membantu masyarakat menghadapi kondisi cuaca ekstrem ini. Pemerintah juga memobilisasi alat berat dan truk tangki air ke wilayah-wilayah rawan sebagai upaya mengurangi dampak kebakaran hutan yang bisa dipicu oleh panas dan kekeringan.
Kementerian Perlindungan Sipil Yunani memperingatkan bahwa perubahan iklim semakin meningkatkan frekuensi dan intensitas gelombang panas di kawasan Mediterania. Tahun lalu, gelombang panas serupa menyebabkan kebakaran hutan besar-besaran yang menghancurkan ribuan hektar lahan hutan dan menewaskan puluhan orang.
Baca Juga: KBRI Bangkok Imbau WNI Waspadai Eskalasi Konflik Thailand-Kamboja
Pemerintah Yunani juga bekerja sama dengan lembaga internasional untuk memperkuat sistem peringatan dini dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana iklim di masa mendatang. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: BKSAP DPR RI Dorong Dialog Damai atas Konflik Thailand–Kamboja