Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zohran Mamdani, New York dan Suara Dukungan untuk Palestina

sri astuti - 21 menit yang lalu

21 menit yang lalu

6 Views

Zohran Kwame Mamdani, calon Wali Kota Muslim pertama di New York. (Foto: X/RuthCoppingerSP)

ZOHRAN Kwame Mamdani muncul sebagai salah satu tokoh politik progresif paling menonjol di New York dalam satu dekade terakhir. Sosok muda berusia 33 tahun ini bukan hanya dikenal karena pandangan sosialismenya yang tegas, tetapi juga karena keberaniannya dalam menyuarakan keadilan global, terutama dalam membela rakyat Palestina di tengah dominasi kuat lobi pro-Israel di Amerika Serikat.

Lahir pada 18 Oktober 1991 di Kampala, Uganda, Mamdani berasal dari keluarga yang kaya akan intelektualitas dan aktivisme. Ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah profesor kajian pascakolonial berdarah India-Uganda yang dikenal luas di dunia akademik, sementara ibunya, Mira Nair, merupakan sutradara film ternama asal India.

Nama tengahnya, “Kwame”, diberikan untuk menghormati Kwame Nkrumah, pemimpin revolusioner sekaligus Perdana Menteri pertama Ghana.

Sejak usia lima tahun, Mamdani berpindah-pindah negara, dari Afrika Selatan hingga akhirnya bermukim di New York, AS. Ia menyelesaikan pendidikan menengah di Bronx High School of Science, lalu meraih gelar sarjana Studi Afrika dari Bowdoin College. Di sana, ia turut mendirikan cabang kampus organisasi Students for Justice in Palestine, cikal bakal aktivismenya yang kini dikenal luas.

Baca Juga: Muazzuhrani dan Kisah ”Tol Cileungsi 1980”

Karier politik Mamdani mulai mencuat pada 2020, saat ia secara mengejutkan mengalahkan petahana empat periode dan terpilih sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York dari Distrik 36, wilayah yang mencakup Astoria dan Long Island City, Queens. Sejak itu, ia dikenal sebagai politisi progresif yang tergabung dalam Partai Demokrat dan Democratic Socialists of America (DSA).

Sebelum terjun ke politik, Mamdani aktif sebagai konselor pencegahan penggusuran, mendampingi warga berpenghasilan rendah agar tidak kehilangan tempat tinggal.

Aksi mogok makannya selama 15 hari pada 2021, sebagai bentuk solidaritas terhadap sopir taksi yang terlilit utang dan penolakan terhadap pembangkit listrik di Astoria, memperkuat citranya sebagai politisi yang berpihak pada rakyat kecil.

Maju sebagai Calon Wali Kota New York

Baca Juga: Rima Hassan, Suara Perlawanan dari Kapal Madleen Menuju Gaza

Pada awal 2025, Mamdani mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk jabatan Wali Kota New York City. Kampanyenya berfokus pada isu-isu keadilan sosial: layanan bus gratis, penangguhan kenaikan sewa properti yang dikendalikan, serta pendirian toko bahan makanan yang dikelola oleh pemerintah kota.

Tanggal 24 Juni 2025 menjadi momen penting ketika ia mendeklarasikan kemenangan dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, mengalahkan pesaing berat seperti mantan Gubernur New York Andrew Cuomo.

Kemenangan ini menjadikan Mamdani sebagai calon terkuat Wali Kota New York, sekaligus berpotensi menjadi Wali Kota Muslim pertama dan keturunan India-Amerika pertama yang memimpin kota tersebut.

New York, salah satu kota paling ikonik di dunia, adalah kota dengan populasi terbesar di AS. Mengelola kota ini berarti mengurusi ekonomi, infrastruktur, pendidikan, imigrasi, kriminalitas, hingga diplomasi kota.

Baca Juga: Safiya Saeed, Imigran Somalia yang jadi Walikota Sheffield

Banyak tokoh politik besar “lahir” dari panggung New York, seperti Michael Bloomberg, Rudy Giuliani, hingga Donald Trump. Mereka maju ke posisi nasional gubernur, menteri, bahkan presiden.

Kini, Zohran Mamdani tinggal selangkah lagi menjadi pemimpin New York sampai hasil resmi perhitungan surat suara diumumkan.

Vokal Membela Palestina

Dalam konteks politik Amerika sebagai sekutu kuat Israel, Mamdani tampil sebagai pengecualian yang mencolok. Ia secara terbuka menyebut serangan militer Israel ke Gaza sebagai bentuk genosida, menyuarakan dukungan penuh terhadap gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) produk Israel, serta menolak segala bentuk kekerasan terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga: Rukhsana Ismail: Walikota Berjilbab Pertama di Rotherham

“Saya tidak akan membiarkan uang pajak rakyat New York digunakan untuk mendanai penjajahan dan pembantaian,” tegas Mamdani dalam salah satu pidato kampanyenya.

Ketegasannya bahkan meluas ke ranah diplomatik. Ia menyatakan bahwa jika dirinya terpilih sebagai Wali Kota dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkunjung ke New York, ia akan siap mengambil langkah hukum. Pernyataan ini memicu kontroversi, tetapi juga menuai pujian dari kelompok advokasi HAM dan komunitas Muslim-Arab di seluruh AS.

Kemenangannya dirayakan oleh berbagai komunitas di AS. Tagar #MayorMamdani dan #FreePalestine langsung menjadi trending topic di media sosial, menandakan gelombang dukungan yang luar biasa dari aktivis keadilan sosial hingga generasi muda Muslim Amerika, yang merindukan representasi politik yang berani. []

 

Baca Juga: Madleen Kullab, Nelayan Perempuan Gaza sebagai Nama Kapal Kemanusiaan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda