153 Anggota Parlemen Perancis Harapkan Negara Palestina Diakui

Betlehem, 29 Jumadil Awwal 1438/ 27 Februari 2017 (MINA) – Sebanyak 153 orang anggota parlemen Perancis menandatangani surat meminta Presiden Perancis Francois Hollande secara resmi mengakui negara Palestina, surat kabar Perancis Le Journal du Dimanche melaporkan yang dikutip MINA, Senin.

Ke 153 penandatangan mengatakan pengakuan ini dibahas pada konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Perancis bulan lalu sebagai “kesempatan untuk sungguh-sungguh menegaskan keterikatan masyarakat internasional terhadap solusi dua negara.”

Wakil Partai Sosialis Gilbert Roger menulis dalam surat anggota parlemen ditujukan kepada presiden Prancis itu, menyatakan keprihatinan serius mengenai sikap setia pro-Israel Presiden baru AS Donald Trump – khususnya mengenai janji kampanyenya untuk memindahkan kedutaan besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem -.

Ia juga mengecam Undang-undang yang baru disahkan Parlemen Israel, yang memberikan wewenang pada  pemerintah untuk terus membangun pemukiman-pemukiman baru di wilayah Palestina yang didudukinya.

Para anggota parlemen meminta Hollande untuk mengakui negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara sebelum akhir kepresidenannya pada bulan Mei. sebagai upaya terakhir Perancis untuk mendorong solusi konflik Israel-Palestina.

“Dalam konteks ini, Perancis tidak bisa tinggal diam,” surat itu mengingatkean Hollande bahwa Majelis Nasional Perancis dan Senat telah mengadopsi dua resolusi yang menyerukan pengakuan Perancis pada negara Palestina pada tahun 2014.

“Anda mengatakan begitu pada diri sendiri, Bapak Presiden, ‘hanya negosiasi bilateral dapat berhasil.” Sekarang waktu untuk negosiasi ini berlangsung pada pijakan yang sama,” kata anggota parlemen.

“Perancis harus menandai kesediaannya untuk memecahkan kebuntuan dalam konflik ini dengan sungguh-sungguh serta menegaskan kembali, atas nama hak asasi untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat Palestina untuk memperoleh sebuah negara,” surat itu menyatakan.

Sementara itu sejumlah aktivis Palestina mengkritik solusi dua negara karena  tidak mungkin untuk membawa perdamaian yang langgeng mengingat konteks politik yang ada, dan mengusulkan perdamaian dengan hak yang sama bagi Israel dan Palestina. (T/R12/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)