Khartoum, MINA – Sekitar 52.000 warga Ethiopia mengungsi ke Sudan, sementara lebih dari 36.000 warga dilaporkan mengungsi di daerah Hamdayit di negara bagian Kassala timur Sudan.
Mereka pergi dengan mempertaruhkan nyawa menyebrangi sungai Tekeze menggunakan rakit yang terbuat dari kotak plastik.
Hal tersebut dikarenakan untuk menghindari bentrokan antara pasukan pemerintah dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang terjadi di wilayah Tigray, MEMO melaporkannya, Ahad (20/12).
Salah seorang pengungsi Ethiopia, E. Berhane (38) mengatakan, pengungsi yang melarikan diri dari wilayah Tigray menempatkan diri mereka dalam risiko besar dengan mencoba menyeberangi sungai menggunakan kotak plastik.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Sedangkan Fisiha Berbanu (32), pengungsi Ethiopia lainnya mengatakan, ia berusaha membantu warganya melarikan diri ke tempat yang aman dan saat ini pengungsi sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan seperti tempat tinggal, makanan, dan air.
Mereka berterima kasih kepada orang-orang Sudan karena telah menerima mereka, yang pergi meninggalkan daerah mereka tanpa membawa barang apapun.
Disisi lain, banyak organisasi internasional, termasuk organisasi Turki yang telah bekerja untuk membantu pengungsi dengan menyediakan kebutuhan dasar untuk mereka.
UNICEF juga telah menyerukan bantuan darurat dan menekankan perlunya memberikan bantuan darurat berkelanjutan serta kemanusiaan tanpa prasyarat.
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu
UNICEF menyampaikan bahwa terdapat jutaan orang menderita dalam bentrokan di Tigray.
Sudan merupakan salah satu negara yang menerima pengungsi terbanyak di Afrika yang menampung lebih dari satu juta pengungsi, kebanyakan dari mereka dari Sudan Selatan. (T/SR/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Israel Dukung Gencatan Senjata dengan Lebanon