Jakarta, 1 Sya’ban 1437/7 Mei 2016 (MINA) — Sejak tahun 2010 Program Beasiswa Santri Berprestasi(PSPB) telah digulirkan oleh Kementerian Agama di bawah komando Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Tanggapan positif dari komunitas pondok pesantren terhadap PBSB sangat tinggi, yang ditandai dengan semakin meningkatnya santri yang mengikuti seleksi PBSB dari tahun ke tahun.
Di samping itu, program ini telah memberikan dampak langsung kepada para santri yang kurang mampu dalam hal ekonomi untuk melanjutkan studi di PTN (Perguruan Tinggi Negeri), demikian keterangan pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Terdapat tiga fokus dalam penyelenggaraan PSBP di tahun ke 11 ini, pertama; tes online seleksi calon peserta PBSB, mulai dari proses pendaftaran sampai dengan pelaksanaan tes akademik sudah menggunakan komputer.
Tes Online Seleksi PBSB Berbasis Komputer atau Computer Based Test (CBT) adalah sistem pelaksanaan tes yang menggunakan komputer sebagai media ujiannya. Sistem ini untuk meminimalisasi kecurangan dan kebocoran soal saat ujian, disamping itu mengurangi biaya pelaksanaan seleksi dengan meniadakan distribusi soal dan lembar jawaban kertas.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Kedua; Ekspansi dan pemerataan peserta PBSB. Hasil evaluasi internal Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada beberapa kali penyelenggaraan PBSB ditemukan bahwa (1) secara umum tingkat kegagalan program ini sangat rendah, (2) tingginya disparitas daerah asal peserta PBSB. Animo peserta asal Jawa sangat tinggi lebih dari 80%, sedangkan partisipasi untuk daerah tertinggal dan perbatasan dan kepulauan hanya sekitar kurang dari 20%.
Dengan kondisi seperti itu maka Direktorat PD Pontren melakukan terobosan dengan menjalin kerjasama lebih erat dengan perguruan tinggi guna meningkatkan mutu lulusan, optimalisasi pilihan studi dengan memperhatikan kebutuhan pesantren serta upaya mempercepat pembangunan nasional, serta tindakan afirmatif melalui kemudahan bagi peserta dari daerah perbatasan atau daerah tertinggal untuk mengikuti seleksi di daerah wilayahnya.
Akhirnya di tahun 2016 ini penyelenggaraan PBSB untuk wilayah timur terjalin kerjasama antara Kementerian Agama dengan Universitas Cendrawasih Papua dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar untuk memberikan akses terhadap santri-santri di wilayah timur.
Ketiga; Pemberdayaan Alumni Peserta PSPB. Pengabdian alumni PSPB ditujukan untuk mengamalkan dan mempraktekan hasil belajarnya selama di perguruan tinggi, serta menumbuhkan sikap mental dalam usaha ikut memajukan dalam pengembangan pondok pesantren dan masyarakat di sekitar pesantren, namun program pengabdian tersebut jadi terhambat mengingat kesulitan untuk mengaplikasikan bidang keilmuannya di pondok pesantren.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Oleh karena itu, Direktorat PD Pontren melakukan langkah-langkah strategis dalam kaitannya dengan sistem pengabdian santri paska lulus PBSB salah satunya dengan mengirim alumni ke daerah perbatasan negara atau daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan) seperti Pondok Pesantren Mutiara Bangsa di Desa Parit, Kec. Karimun, Kab. Karimun, Prov. Kepri yang berbatasan dengan Negara Singapura. (T/R05/2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September