Ramallah, MINA – Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Pimpinan Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pembicaraan telepon pada Selasa (15/9), menegaskan persatuan posisi Palestina dalam menghadapi kesepakatan abad ini, rencana aneksasi, dan proses normalisasi.
Abbas dan Haniyeh menegaskan, melalui seruan yang dilakukan dalam kunjungan delegasi Hamas ke Kedutaan Besar Palestina di Lebanon, perlunya bergerak maju dalam memperkuat dan mengembangkan langkah-langkah yang telah diambil, menyusul pertemuan Sekjen Faksi-Faksi Palestina bulan ini.
Haniyeh memuji upaya yang dilakukan untuk menyatukan barisan Palestina dan mengadopsi satu strategi nasional berdasarkan persatuan nasional, guna mengaktifkan perlawanan komprehensif dalam segala bentuknya, dan untuk mengandalkan inkubator Arab, Islam dan internasional yang mendukung perjuangan Palestina.
Ia juga menolak kesepakatan abad ini dan proyek normalisasi serta upaya untuk melikuidasi perjuangan Palestina.
Baca Juga: Jumlah Korban Syahid di Gaza Jadi 48.329 Sejak Oktober 2023
Haniyeh mengunjungi kedutaan Palestina di Beirut, dan diterima oleh Duta Besar Ashraf Dabour, Sekretaris Gerakan Pembebasan Nasional Fatah di Lebanon, Fathi Abu Al-Aradat, dan anggota pimpinan Lebanon dari Fatah.
Dalam pertemuannya dengan Duta Besar Palestina, Haniyeh menyerukan untuk mengaktifkan dan mengembangkan Organisasi Pembebasan Palestina, dan untuk memilih Dewan Nasional Palestina di dalam dan luar negeri yang mewakili semua warga Palestina, dan menekankan bahwa rakyat Palestina dapat menghadapi semua proyek likuidasi sejak Deklarasi Balfour hingga saat ini. (T/RS2/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tawanan Israel Cium Kening Pejuang Hamas saat Dibebaskan