Jakarta, MINA – Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia, Abdul Muta’ali, M.A., M.I.P., Ph.D., mengatakan, civil society atau masyarakat sipil menjadi kunci dalam penyelesaian isu Palestina.
“Menurut research (penyelesaian isu Palestina) yang kami lakukan akan buntu ketika dilakukan pada level state atau government (pemerintah atau negara),” kata Abdul Muta’ali dalam Konferensi Perempuan Internasional untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina (IWCLA) yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG), Kamis (17/3) di Jakarta.
Menurutnya, negara atau pemerintah punya kepentingan sendiri, khususnya yang terkait ekonomi. Jadi tidak heran banyak negara yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel namun melakukan kerja sama perdagangan, kesehatan, dan teknologi.
Untuk itu Muta’ali menekankan, pentingnya menggaet sebanyak-banyaknya dukungan masyarakat sipil terkait isu Palestina.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Namun, berdasarkan penelitian yang ia lakukan masih banyak masyarakat sipil, terutama Muslim minoritas di berbagai belahan dunia banyak yang belum mengetahui tentang permasalahan Palestina.
“Jadi jika literasi mereka tentang Palestina meningkatkan, Insya Allah mereka akan mendukung Palestina,” kata Muta’ali.
Sementara itu salah tugas pokok dari lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pembebasan Masjidil Aqsa dan kemerdekaan Palestina.
AWG sendiri menggelar Konferensi Perempuan Internasional untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina (IWCLA) bertujuan untuk membangkitkan kesadaran kaum Perempuan terhadap pentingnya peran mereka dalam perjuangan pembebasan Al-Aqsa dan Palestina, menggalang persatuan umat, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Selain itu sekaligus menyuarakan pemenuhan hak dan pembebasan tahanan perempuan dan anak-anak Palestina, yang masih berada dalam penjara-penjara Zionis Israel.
Konferensi Perempuan Internasional untuk Pembebasan Al-Aqsa dan Palestina (IWCLA) tersebut rencananya akan menghasilkan pernyataan bersama atau sebuah deklarasi serta pengukuhan beberapa perempuan sebagai Duta Al-Aqsa. (L/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza