ADIAN HUSAINI: PENDIDIKAN TINGGI PADUKAN ILMU AGAMA DAN RASIONAL EMPIRIS

adhian
Dr (batik, tengah) usai Seminar di KBRI Khartoum, Ahad (4/10). (Foto: Sidiq/MINA)

Khartoum, 21 Dzulhijjah 1436/5 Oktober 2015 (MINA) – Dr. Adian Husaini, Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, mengatakan, idealnya kurikum pendidikan tinggi memadukan muatan ilmu-ilmu agama Islam  (ulumuddin) dan ilmu-ilmu rasional-empiris.

“Kurikulm pendidikan tinggi mestinya mendapatkan muatan kurikulum dengan komposisi 50:50, yakni 50% ulumuddin dan 50% ilmu rasional-empiris,” ujar Adian pada Seminar Pendidikan Islam di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, Ahad (4/10) sore waktu setempat.

Dalam presentasi Pendidikan Membentuk Manusia Beriman, Bertaqwa dan Berakhlak Mulia, ia menyebutkan pentingnya tujuan pendidikan yaitu mencetak manusia yang beriman, berakhlak mulia, kreatif, berilmu, cakap, mandiri, terampil, kompeten dan berbudaya.

“Sayangnya pendidikan di Indonesia dewasa ini lebih memicu pada pendalaman karakter, bukan pada adab,” tuturnya, koresponden Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), Annisa Fitri Humairo melaporkan dari Khartoum.

Padahal, krisis paling mendasar dalam pendidikan Islam adalah hilangnya adab pada diri peserta didik atau loose of adab, imbuh Adian.

Sementara itu, Dubes Indonesia untuk Sudan, Burhanuddin Badruzzaman dalam sambutannya mengatakan, para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Sudan, harus dapat menerapkan contoh sebagai generasi muda putera-putera bangsa yang memiliki pengetahuan luas dan banyak menimba pengalaman kehidupan.

Pejabat Sementara Ketua , Muhammad Sidiq menyampaikan terima kasihnya atas kerjasama semua pihak, atas terselenggaranya acara tersebut. (L/afh/K06/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0