Kabul, 11 Dzulhijjah 1437/13 September 2016 (MINA) – Jutaan warga Afghanistan pada Senin (12/9) menandai hari raya Idul Adha dengan ketenangan tanpa ada pertempuran antara pejuang Taliban dan pasukan keamanan.
Kerugian yang diderita dari pertempuran di negeri itu telah mencapai rekor pada tahun ini.
“Negara kita telah berperang selama hampir empat dekade, tapi baru tiga kali perayaan hari raya menjadi hari-hari paling bahagia dalam hidup kita, karena ini kesempatan ketika keluarga berkumpul menikmati dan merayakan peristiwa hari raya ini,” kata warga Kabul, Nasratullah. Demikian World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (13/9).
Jalan-jalan ibukota situasinya kebanyakan lengang dan banyak diblokir oleh militer untuk berjaga dari kemungkinan serangan mendadak, sementara polisi berdiri menjaga masjid selama hari raya Idul Adha.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Juru bicara Amerika Serikat untuk NATO di Afghanistan, Brigadir Jenderal Charles Cleveland pada Agustus lalu mengatakan, pasukan keamanan Afghanistan berada di jalur paling berdarah hingga saat ini. Sudah lebih 5.000 polisi setempat tewas dan sekitar 15.000 pasukan keamanan terluka pada 2015.
Dia juga menyebutkan, di tahun ini ada peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pejabat lokal mengatakan pada Ahad (11/9), pasukan Afghanistan yang didukung oleh serangan udara AS telah melancarkan serangan baru untuk menghalau pejuang Taliban mengepung ibukota provinsi Uruzgan selatan, setelah militan menyerbu ke dalam kota.
Sementara itu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, mengatakan, kesepakatan damai dengan kelompok militan kedua terbesar Hezb-e-Islami yang telah aktif selama beberapa tahun lalu.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
“Perdamaian adalah keinginan bangsa Afghanistan, dan pemerintah Afghanistan memiliki kesepakatan untuk damai. Kesepakatan damai akan diselesaikan segera,” tegas Ghani. (T/P002)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel