Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akses Belajar Agama Bagi Muslim Tuli Masih Minim

Rana Setiawan - Jumat, 29 November 2019 - 21:32 WIB

Jumat, 29 November 2019 - 21:32 WIB

14 Views

Jakarta, MINA – Wakil Ketua Yayasan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia (MTTI) Rama Sakti menyatakan, ketersediaan akses belajar agama bagi kaum Muslim penyandang disabilitas Tuli masih minim.

“Khutbah Jum’at yang menggelora bagaikan angin yang bertiup tanpa suara. Ceramah di masjid-masjid, televisi dan
media sosial tampak seperti drama tanpa makna,” ujar Rama yang juga sebagai Ketua Panitia Konferensi Internasional tuli/">Muslim Tuli ke-3 (3rd International Conference of Deaf Muslims/ICDM) kepada MINA di sela konferensi, Jumat (29/11).

Bahkan, lanjut dia, di sekolah-sekolah khusus pun jarang sekali yang mengajarkan bacaan shalat atau membaca
Al-Quran yang dapat dilantunkan dan diamalkan secara baik dan benar oleh kaum Tuli.

Hal tersebut diperparah juga dengan sangat minimnya keberadaan juru bicara bahasa isyarat yang memahami dan mampu menyampaikan ilmu agama.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

“Permasalahan tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga dilingkup Internasional,” tegasnya yang menyampaikan dalam bahasa isyarat diterjemahkan oleh Juru Bicara Bahasa Isyarat Ustaz Faried Azis.

Menyadari hal ini, maka terbentuklah sebuah organisasi tuli/">muslim Tuli tingkat Internasional bernama Global Deaf
Muslim (GDM) yang berpusat di Amerika Serikat.

Sejak pendiriannya, GDM beranggotakan 50 Negara di seluruh dunia ini telah menyelenggarakan dua konferensi
internasional, yaitu Internasional Conference of Deaf Muslims (ICDM) yang pertama kali di Qatar pada 2013. Konferensi Internasional tuli/">Muslim Tuli kedua kalinya digelar di Malaysia pada 2016.

Konferensi yang rutin digelar setiap tiga tahun sekali ini bertujuan untuk membahas tentang segala upaya yang bisa menyediakan pengetahuan tentang agama Islam kepada kaum Tuli maupun heart of hearing yang merupakan bagian dari komunitas Islam.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi ICDM ketiga diikuti delegasi 34 negara yang digelar di Jakarta pada Jumat-Sabtu, 29-30 November 2019.

Rama mengharapkan pelaksanaan konferensi ICDM yang pertama kali diadakan di Indonesia ini dapat menyebarkan informasi ke publik agar masyarakat sadar bahwa penyandang disabilitas khususnya kaum Tuli juga perlu ilmu agama.

“Oleh karena itu kami mengharapkan pemerintah, para asatidz, para ulama dna penolong-penolong agama memperhatikan kami menyiapkan juru bicara bahasa isyarat utntuk kami,” tambahnya.

Sementara sejak diresmikan pada September 2016, Yayasan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia (MTTI) menjadi wadah
penyandang tuli untuk belajar agama Islam. Berdasarkan data Indonesia terdapat kurang lebih 1 juta orang tuli dan
sebagian besar adalah Muslim.(L/R01/P2)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Asia
Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok