Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aktivis Anti-Zionis: Rezim Apartheid Israel akan Runtuh

Rudi Hendrik Editor : Zaenal Muttaqin - 47 detik yang lalu

47 detik yang lalu

0 Views

Aktivis Yahudi anti-Zionis Eitan Bronstein Aparicio meyakini Israel telah berubah menjadi negara genosida. (Foto: AA)

Brussels, MINA – Eitan Bronstein Aparicio, seorang aktivis Israel yang menentang Zionisme, meyakini rezim apartheid Israel suatu hari akan runtuh dan ia akan kembali ke Israel ketika Palestina merdeka.

Dilansir dari TRT World, Rabu (16/10), Aparicio menekankan, negara-negara lain harus mengambil contoh pembatasan komersial yang dilakukan Turkiye.

Aparicio lahir di Argentina pada tahun 1960-an, dari keluarga Yahudi yang bermigrasi ke Israel ketika ia berusia lima tahun. Setelah menyelesaikan wajib militernya di tentara Israel, Aparicio menolak bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon dan Tepi Barat yang diduduki.

Lima tahun lalu, ia memutuskan tidak ingin lagi hidup di bawah kendali negara Yahudi, jadi ia pindah bersama keluarganya ke Brussels, Belgia.

Baca Juga: Presiden Kuba Pimpin Ribuan Warga Aksi Solidaritas Palestina

Di Brussels, Aparicio beroperasi di bawah naungan “Aliansi Yahudi Anti-Zionis di Belgia”.

Saat berpartisipasi dalam demonstrasi yang diselenggarakan oleh personel Uni Eropa untuk memprotes peringatan satu tahun serangan Israel terhadap Gaza, Aparicio menyampaikan pidato di depan gedung Komisi Uni Eropa yang menyatakan, negaranya telah berubah menjadi negara yang melakukan genosida.

“Ketika saya memahami bahwa masalah kekerasan — inti permasalahannya adalah Zionisme, adalah proyek Israel, adalah negara bangsa Yahudi — dan bahwa perdamaian dan keadilan bagi semua orang di Palestina, Israel mustahil terwujud, kecuali kita mengatasi Zionisme.

“Sejak saat itu, saya banyak bekerja di Israel terkait Nakba, terkait hak-hak untuk kembalinya para pengungsi Palestina,” kata Aparicio, yang merupakan penulis “Nakba: The Struggle to Decolonise Israel”.

Baca Juga: Delegasi Israel kembali Hadapi Aksi Walk Out di Pertemuan IPU

“Saya melihat masa depan di mana Israel akan runtuh suatu hari nanti.”

Ia menjelaskan, Israel menyerupai rezim kolonial atau apartheid lainnya, dengan membandingkannya dengan apartheid Afrika Selatan, yang didirikan pada hari yang sama dengan Israel dan akhirnya runtuh karena tekanan internasional, boikot, dan sanksi.

Ketika rezim apartheid runtuh, Aparicio yakin bahwa sebagian besar orang Israel, dengan pola pikir kolonial mereka, tidak ingin hidup setara dengan orang Palestina.

“Saya sangat berharap akan ada orang di sana yang tinggal bersama orang Palestina. Saya dan istri berjanji pada diri sendiri bahwa saat Palestina merdeka, kami akan kembali,” katanya.

Baca Juga: Israel Mundur dari Jenin, Sejumlah Personel Tewas Disergap Brigade Al-Quds

Kuncinya Tekanan Internasional

Aparicio menekankan bahwa “kunci untuk mencapai tujuan ini adalah tekanan internasional,” dan menekankan perlunya sanksi dan embargo senjata dari semua negara, termasuk PBB dan Uni Eropa.

Mengacu pada pembatasan ekspor Turkiye kepada Israel, Aparicio berkata: “Saya pikir apa yang dia (Presiden Turki Erdogan) lakukan sangat berharga — memboikot sepenuhnya, menutup perdagangan dengan Israel.”

“Itu sanksi yang sangat kuat. Saya tahu di Israel, dan saya berbicara dengan banyak orang, bahkan orang-orang yang bekerja di bidang perdagangan dan yang mengimpor dari Turkiye, dan saya membaca tentangnya. Itu menyebabkan masalah besar bagi pasar Israel.”

Baca Juga: Warga Palestina Tembak Polisi Israel, Satu Tewas Empat Terluka

“Sanksi penting di mana-mana, di setiap level. Karena hanya tekanan yang dapat menghentikan Israel,” tambahnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Sinergi Rasil dan MaeCI, Realisasikan RSIA Indonesia di Gaza

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Indonesia
Indonesia
MINA Preneur
Khutbah Jumat