Amin Nuroni: Jadilah Syubban dan Fatayat yang Keren

Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Amir Majelis Ta’lim wa Tadrib Pusat Ustaz mengatakan, Syubban dan Fatayat di Al-Jama’ah ini harus menjadi syubban dan fatayat yang keren.

Hal itu disampaikan Ustaz Amin Nuroni dalam dan Fatayat Markas 1 dengan tema “Aqidah Jama’ah dan Peran Syubban Fatayat” yang digelar di Taman Bait Imaam, Rabu (20/10) malam.

“Bagi Syubban dan Fatayat di Al Jama’ah, orang yang dikatakan syubban keren itu syubban yang rajin sholat, syubban yang tahajud malam, banyak membaca Al Qur’an, kreatif. Syubban fatayat yang keren adalah Syubban Fatayat yang taat kepada Allah,” kata Ustaz Amin.

Saat ini, kata Ustaz Amin, banyak orang di luar sana yang salah persepsi tentang hidup, hanya orang-orang yang diberi hidayah yang lurus persepsinya.

Ustaz Amin mengatakan, gambaran pemuda sepanjang zaman, perjalanan pemuda ini dalam satu ayat digambarkan seperti perahu di tengah gelombang yang sangat tinggi.

“Jika keberadaan pemuda diluar perahu, maka ia akan terhempas oleh gelombang fitnah yang begitu besar, jangankan yang diluar perahu, orang yang di dalam pun jika tidak kuat dia akan mabuk, akan lemas, pingsan dan tidak sedikit orang yang bertahan di dalamnya kemudian harus mati terlempar, karena besarnya gelombang,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ketika sudah ada di dalam komunitas Syubban dan Fatayat, belum tentu jaminan aman. Karena perahu ini tidak hanya melintasi lautan dalam makna yang fisik, tapi di tengah perahu itu berseliweran berita, YouTube, dunia maya dan seterusnya yang sewaktu-waktu dapat merubah pemikiran, pandangan dan persepsi manusia.

“Kita ada di tengah-tengah lingkungan pesantren belum menjadi jaminan kita adalah pemuda yang sholeh rajin ibadah, apalagi kalau kita di luar lingkungan pesantren, bisa dibayangkan MaasyaaAllah. Kita di tengah lingkungan di mana bapak ibu kita mengarahkan masih banyak membaca Al Qur’an, memberi nasihat, itupun belum memberi jaminan bahwa kita akan Istiqomah dalam perahu itu,” ujar ustaz Amin.

Ia menambahkan, Anda secara nasab boleh anaknya si A, Anda secara nasab anak kiai, tapi hati Anda di luar kuasa bapak dan orangtua.

“Hati kita ada di tangan Allah, maka tidak ada jaminan bahkan nabi sekalipun tidak dapat menggerakkan hati anaknya. Makanya penting inilah pemuda sepanjang zaman yang Allah jelaskan pada kita, di dalam perahu aja belum tentu kita baik. Apalagi diluar perahu,” jelasnya.

Ustaz Amin menegaskan bahwasanya pemuda adalah pemilik waktu terbesar. Potensi Syubban luar biasa, karena pemudalah pemilik waktu terbesar. Masa muda adalah kesempatan emas yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. (L/R6/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)